Prajurit TNI mulai bangun jamban di desa sasaran TMMD

id Tmmd, kirim 1306/donggal, Parigi moutong

Prajurit TNI mulai bangun jamban di desa sasaran TMMD

Personel TNI bersama warga Desa Ogoalas, Kecamatan Tinombo, Parigi Moutong bergotong royong membangun jamban di desa sasaran melaluo program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-106 yang di gagas Kodim 1306/Donggala, Sabtu (5/10/2019). ANTARA/HO-Satgas TMMD

Palu (ANTARA) - Prajurit TNI-AD Komando Distrik Militer (Kodim) 1306/Donggal mulai membangun jamban untuk warga di tiga desa sasaran program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-106 di Kecamatan Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. 

Komandan Kodim (Dandim) 1306/Donggala Kolonel Inf Widya Prasetyo, di Palu, Sabtu mengatakan, setelah distribusi bahan baku kini prajurit bersama warga setempat bergotong royong membangun jamban guna mengakrabkan pola hidup sehat kepada masyarakat. 

"Dua desa tersulit sebagi sasaran TMMD belum mememiliki jamban, olehnya kami mendorong mereka agar mengedepankan pola hidup sehat, " ujar Widya. 

Dandim menjelaskan, sejak dibukanya kegiatan ini tanggal 2 Oktober 2019 presentase pekerjaan fisik khsusunya pembuatan jamban di tiga desa sasaran baru mencapai 10 hingga 15 persen.

Di Desa Lombok dan Patingke, Satgas TMMD membuat enam jamban dan Desa Ogoalas dibangun sebanyak 16 jamban yang dikerjakan secara swadaya oleh personel TNI dan warga setempat. 

"Ini wujud bhakti TNI-AD kepada rakyat, dimomen Hut TNI ke-74 personel kami sedang bertugas dilapangan membantu masyarakat dalam kesusahan, " tutur Widya.
Personel TNI Kodim 1306/Donggal berpose bersama warga di desa sasaran program TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-106 di Kecamatan Tinombo, Kabupaten Parigi Moutong, Sabtu (5/10/2019). ANTARA/HO-Satgas TMMD
 

Menurut Dandim, gotong royong bukan hanya pada saat membangun jamban, distribusi bahan dan material dilakukan bersama-sama. Distribusi material misalnya, TNI bersama warga harus rela berjalan kaki ratusan meter mengambil pasir dan batu menggunalan alat seadanya. 

Sebab, medan di dua wilayah tersebut terjal dan cukup sulit sehingga hanya bisa dilalui kendaraan roda dua, jika dalam kondisi basah diguyur hujan jalur tersebut licin dan alternatif hanya dilalui berjalan kaki. Program ini ditaret rampung 31 Oktober mendatang. 

"Ini tantangan tersendiri bagi prajurit yang bertugas disana. Meski dengan keterbatasan, personel kami tetap semangat mengemban tuganya, " kata dia menabahkan.