NPC petakan bakat olahraga disabilitas lewat "Mendobrak Batas"

id npc indonesia,paralimpiade,olahraga disabilitas

NPC petakan bakat olahraga disabilitas lewat "Mendobrak Batas"

Lifter Kalimantan Barat, M Mabruk Arib Dzaki (tengah), melakukan selebrasi usai memecahkan rekor Peparnas dengan angkatan 157 kg pada cabang olahraga para angkat berat kategori putra sampai dengan 59 kg Grup A PEPARNAS XVII di The Sunan Hotel Solo, Jawa Tengah, Rabu (9/10/2024). (ANTARA/HO-NPC Indonesia)

Jakarta (ANTARA) - Komite Paralimpiade Nasional (NPC) Indonesia membuat program bernama "Mendobrak Batas" untuk menjaring atlet muda potensial dari 38 provinsi Indonesia sekaligus memetakan bakat olahraga untuk para disabilitas.

Program "Mendobrak Batas" yang digelar mulai Maret hingga Desember itu menyasar atlet muda dengan usia maksimal 23 tahun. Setiap provinsi diberi target hingga 100 atlet untuk dipantau oleh tim ahli dari NPC Indonesia.

Atlet yang akan dilihat juga terdiri dari tiga kategori, yakni hambatan fisik (50 persen), hambatan intelektual (25 persen), dan hambatan penglihatan (25 persen). 100 atlet terpilih dari program "Mendobrak Batas" akan menjalani pemusatan latihan di Kota Solo.

"Kita akan memantau atlet sesuai potensi yang dimilikinya. Setelah itu akan kita bawa ke Solo untuk pemusatan latihan selama tiga bulan. Kita akan lihat kemampuannya, apakah prestasinya memungkinkan untuk kita bina. Lalu kita juga lihat bagaimana kemauan dan bagaimana mentalitasnya," kata Ketua NPC Indonesia Senny Marbun dalam keterangan tertulis.

Wakil Sekretaris Jenderal NPC Indonesia Rima Ferdianto menjelaskan program "Mendobrak Batas" ini sangat penting agar atlet di daerah-daerah lebih terarah sesuai potensinya.

Rima menyebut, dari pengamatan pada ajang Peparnas XVII 2024, ada banyak atlet muda yang mendalami olahraga tidak sesuai potensinya. Sehingga nanti akan ada tim ahli yang diterjunkan ke daerah-daerah untuk melihat bakat setiap atlet dan diarahkan untuk mendalami cabang olahraga sesuai potensi yang dimiliki.

"Kalau dari awal dibina di cabang olahraga yang sesuai potensinya, maka atlet tersebut pasti akan jauh lebih bagus. Makanya kita ingin memaksimalkan hal tersebut melalui program ini," ucap Rima.

Kuota untuk atlet yang dikirimkan ke Kota Solo juga ditentukan agar atlet dari hambatan tertentu tidak menumpuk. Selama ini, NPC daerah kerap hanya berfokus pada hambatan intelektual dan hambatan penglihatan.

"Terkadang daerah hanya merekrut yang hambatannya intelektual 100 persen atau hambatan penglihatannya 100 persen yang mudah dicari di Sekolah Luar Biasa. Padahal yang menjadi andalan kita adalah atlet dengan hambatan fisik. Makanya kita berikan kuota agar pengurus daerah rajin terjun untuk menjemput atlet dengan hambatan sesuai kuota tersebut," papar Rima.

Para atlet muda hasil program "Mendobrak Batas" berpotensi menjalani latihan di Pusat Pelatihan Paralimpiade Indonesia (PPPI) yang berlokasi di Delingan, Kabupaten Karanganyar. Ada 10 cabang olahraga yang sudah bisa berlatih di PPPI Karanganyar setelah nantinya diresmikan.