Jakarta (ANTARA) - Para penjual kue khas Imlek di Jakarta dan sekitarnya menawarkan layanan pesan antar dan hadir di platform daring untuk menyiasati minimnya mobilitas masyarakat di tengah pandemi COVID-19, terlebih saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) seperti sekarang ini.
Lie Li Hua, pemilik toko Kue Keranjang Keluarga Lie, di Tangerang, Banten, mengaku sudah berjualan melalui e-commerce sejak tahun lalu saat pandemi virus corona mulai menyebar di Indonesia dan ia menambahkan bahwa penjualan tahun ini meningkat dibanding tahun lalu.
"Lebih meningkat tahun ini. Karena sekarang sebagian orang enggak bikin, jadi order-nya ke kita, ada langganan teman mengenalkan ke kita. Toko-toko ambil di kita," kata Lie kepada ANTARA, Senin.
Sebagai bagian dari strateginya menyiasati kondisi pandemi, Lie juga menawarkan gratis ongkos kirim untuk pemesan dengan alamat pengiriman berjarak sekitar 10 kilometer dari tempat usahanya. "Kalau jarak dekat enggak pakai ongkos kirim. Ya kira-kira 10 km. Saya di daerah Tangerang, itu masih sih bisa nganter daerah Serpong, Tiga Raksa, Lippo Karawaci, kita antar pribadi."
Selain pesan antar dan gratis ongkos kirim untuk jarak antar sekitar 10 km, Lie juga tahun ini tidak menaikkan harga kue keranjangnya. Meskipun harga bahan-bahan sudah naik, menurutnya masih tertutupi dan masih mendapatkan untung meskipun tidak menaikkan harga jual.
"Kalau rasa, dari dulu gitu aja. Untuk tahun ini kita tidak naikin harga biarpun bahan bakunya naik tapi kita enggak naikin harga, seperti tahun kemarin, itu salah satu strateginya," jelas Lie.
Ditanya mengenai kue keranjang yang paling diminati konsumen, Lie mengatakan yang paling disukai pelanggannya adalah yang berkemasan daun pisang. Tapi, kalau pemesanan partai besar biasanya memilih yang berbungkus plastik. "Daun pisang harganya lebih tinggi karena kemasannya beda dan lebih sulit masukinnya (pembuatannya)."
Seperti halnya Lie, penjual kue keranjang di Gang Gloria, Glodok, Jakarta Barat, Herman, juga mengandalkan layanan pesan antar untuk beradaptasi dengan situasi pandemi.
"Sekarang kita service, kita kirim pakai ojek online atau apa atau kita kirim sendiri. Lebih capek emang, luar biasa harus keliling tapi gimana lagi," ujar Herman.
Belum merambah ke e-commerce, Herman selama ini memasarkan kue keranjangnya lewat media sosial, seperti Instagram, dan pemesanan ia terima melalui short messange service (SMS) dan WhatsApp.
"Shopee, Tokopedia enggak, paling di Instagram biar mereka lihat aja. Pakai Instagram baru tahun lalu," aku Herman.
Herman mengatakan saat-saat menjelang Imlek seperti sekarang ini, kue yang paling banyak diminati adalah kue keranjang dengan bungkus daun pandan dan yang rasa orisinal berbungkus plastik.
"Sebenarnya sih ada rasa kayak kulit jeruk. Tapi kalau kue China yang kayak gitu malah aneh ya, mending yang orisinal kalau jeruk itu enggak semua orang suka, paling satu atau dua orang doang," kata Herman menambahkan.
Pemerintah telah mengimbau dan mendorong para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk memanfaatkan teknologi digital sebagai media promosi dan penjualan agar bisa bertahan menghadapi pandemi COVID-19.