Tolitoli (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tolitoli, Sulawesi Tengah mengajak semua guru penggerak untuk terus mengembangkan inovasi khususnya dalam proses belajar mengajar di daerah itu.
Sekretaris Daerah Kabupaten Tolitoli Moh. Asrul Bantilan di Baolan, Rabu, mengatakan jumlah guru penggerak di wilayah itu pada angkatan 9 dan 10 sebanyak 57 orang.
"Jadi guru penggerak ini sudah berganti nama menjadi Program Kepemimpinan Sekolah (PKS), sehingga memiliki peran guna mendorong tenaga pendidik lainnya agar menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa," kata Asrul.
Ia menuturkan bahwa peran guru dalam dunia pendidikan sangat penting termasuk sebagai pemimpin pembelajaran yang mampu menginspirasi, membimbing dan membawa perubahan bagi peserta didik dan lingkungan sekolah.
"Para guru penggerak ini harus menjadi agen perubahan yang mampu menginspirasi rekan sejawatnya untuk terus maju dan berkembang di masa mendatang," ucapnya.
Ia mengemukakan, guru penggerak atau PKS dapat dimaknai sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bisa mengikutinya secara bersama bergerak dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
"Tentunya kepemimpinan yang di dalamnya mengandung hal-hal keteladanan, kejujuran dan energi positif untuk membangun kebersamaan," sebutnya.
Menurut dia, salah satu indikator keberhasilan guru penggerak adalah semua potensi peserta didik dapat menjadi cerminan dari keberhasilan bersama pada satuan pendidikan masing-masing.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulteng bahwa pada tahun ajaran 2023-2024 jumlah guru TK di Tolitoli sebanyak 547 orang, guru SD 1.980 orang, guru SMP 878 orang dan guru SMA 337 orang.
Guru penggerak diajak kembangkan inovasi mengajar

Sekretaris Daerah Kabupaten Tolitoli Moh. Asrul Bantilan saat resmi mengukuhkan guru penggerak di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, Rabu (26/2/2025). (ANTARA/HO-Diskominfo Tolitoli)