Palu (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Tengah belum menangani 73 kejadian bencana sejak Januari hingga Maret 2025.
Data Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) BPBD Sulteng dikutip Kamis, menjelaskan seluruh lokasi itu belum ada tindaklanjut penanganan. Bahkan, langkah awal pelaksanaan assesment untuk lokasi bencana, hanya satu kejadian yang dilaksanakan.
Kepala pelaksana BPBD Sulteng akris Fattah Yunus mengakui jika BPBD Sulteng ikut terkena efisiensi anggaran.
Dia tidak menampik, jika anggaran bidang kedaruratan di tahun 2025 hanya Rp500 juta, dari Rp4,5 miliar di tahun 2024.
"Inilah kondisi yang kami alami, pembiayaan turun drastis," ujarnya.
Menurut dia, hal itu akan dibicarakan kembali dengan Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid.
Badan BPBD Sulteng melaporkan 73 kejadian bencana sejak Januari hingga Maret 2025. Rinciannya 46 bencana banjir, 10 bencana akibat puting beliung, lima bencana akibat tanah longsor, empat bencana akibat banjir bandang, tiga bencana banjir disertai tanah longsor, dua bencana akibat abrasi pantai, dua bencana akibat banjir ROB dan satu bencana akibat gempa bumi.
Kejadian tertinggi di Bulan Maret sebanyak 34 kejadian, lalu Januari 22 kejadian dan Februari 17 kejadian.
Berdasarkan sebaran daerah kejadian tertinggi di Kabupaten Tolitoli sebanyak 14 kejadian, Buol 12 kejadian, Parigi Moutong sembilan kejadian, Poso delapan kejadian, Morowali Utara tujuh kejadian dan Sigi enam kejadian.
Selanjutnya, Kabupaten Donggala empat kejadian, Tojo Una-Una, Morowali dan Banggai masing-masing tiga kali kejadian, serta Banggai Kepulauan dan Banggai Laut masing-masing dua kali kejadian.
Jika dibandingkan periode yang sama di tahun 2024, laporan kejadian bencana itu naik signifikan. Dimana periode Januari sampai Maret 2024 terjadi 25 kejadian bencana. Rinciannya, Januari 11 kejadian, Februari lima kejadian dan Maret sembilan kejadian bencana.