Bank Indonesia catat Inflasi Sulteng saat Ramadhan rendah dan terkendali

id Sulteng,Sandi,Palu,BI,BI Sulteng

Bank Indonesia catat Inflasi Sulteng saat Ramadhan rendah dan terkendali

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tengah Abdul Majid Ikram. ANTARA/Muhammad Arsyandi

Inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan inflasi bulan Maret 2021 baik secara bulanan maupun secara tahunan yakni sebesar 0,20 persen (mtm) dan 2,31 persen (yoy). Sejalan dengan hal tersebut, inflasi tahunan pada bulan April 2021 masih berada pada

Palu (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) mencatat inflasi Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) saat bulan Ramadhan tahun 2021 atau selama periode bulan April cenderung rendah dan terkendali.

Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Sulteng Abdul Majid Ikram menjelaskan Indeks Harga Konsumen (IHK) gabungan dua kota yaitu Kota Palu dan Kota Luwuk di Kabupaten Banggai pada April 2021 mencatatkan inflasi 0,09 persen secara bulanan dibandingkan bulan lalu atau month to month (mtm) dan 2,16 secara tahunan jika dibandingkan periode yang sama tahun 2020 atau year on year (yoy).

"Inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan inflasi bulan Maret 2021 baik secara bulanan maupun secara tahunan yakni sebesar 0,20 persen (mtm) dan 2,31 persen (yoy). Sejalan dengan hal tersebut, inflasi tahunan pada bulan April 2021 masih berada pada target sasaran yakni 3,0 plus 1 persen (yoy),"katanya di Kota Palu, Sabtu.

Berdasarkan jenis inflasi, lanjutnya, menurunnya tekanan infasi pada April 2021 disebabkan terjadinya deflasi pada inflasi makanan yang mudah menguap atau volatile food.

Hal tersebut terjadi karena sebagian besar komoditas ikan segar, sayur-sayuran dan buah mengalami penurunan walaupun terdapat kenaikan yang cukup tinggi pada daging ayam ras dan ikan ekor kuning.

"Namun secara agregat inflasi volatile food mengalami deflasi. Menurunnya harga-harga bahan makanan secara umum juga merupakan hasil dari program Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) provinsi maupun lota yang pada bulan April kerap mengadakan kegiatan pasar murah dan sidak pasar,"ujarnya.

Sebaliknya, kata Majid, tekanan inflasi terjadi pada inflasi barang-barang dengan harga yang diatur pemerintah atau administered price, dengan jenis barang yang mengalami kenaikan yaitu tarif angkutan udara, dan bahan bakar rumah tangga.

"Inflasi inti mengalami inflasi kecil terutama didorong oleh peningkatan nilai konsumsi peralatan informasi dan komunikasi serta barang perawatan pribadi,"ucapnya.