Palu (ANTARA) - Balai Pengawas Obat dan Makanan (POM) Di Palu mengingatkan bahayanya membuang obat dan kemasan obat yang sudah kedaluwarsa atau rusak secara sembarangan.
"Jika membuang obat dan kemasan obat secara tidak benar atau sembarangan berpotensi dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab untuk memproduksi dan mengedarkan obat palsu sehingga membahayakan kalau dipakai," kata Kepala Balai POM Di Palu Agus Riyanto di Palu, Kamis.
Membuang obat kedaluwarsa dan rusak yang dilakukan secara tidak tepat, lanjutnya, juga dapat menimbulkan kerusakan lingkungan dan ekosistem seperti matinya bakteri yang diperlukan dalam pengolahan limbah oleh karena senyawa obat sitotoksik, pelepasan zat berbahaya dari pembakaran obat yang dibakar ditempat terbuka dan sebagainya.
Mengingat obat kedaluwarsa atau rusak sudah tidak memberikan efek terapi namun justru berpotensi memberikan efek samping yang tidak diinginkan jika digunakan. Obat kedaluwarsa atau rusak dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan lingkungan.
"Oleh sebab itu masyarakat diharapkan lebih waspada, memahami dan menerapkan cara membuang obat kedaluwarsa dan rusak dengan benar sehingga dapat mencegah dampak buruk bagi kesehatan, lingkungan dan peredaran obat ilegal dalam mewujudkan masyarakat dan lingkungan yang sehat," ujarnya.
Masyarakat dapat melakukan sendiri caranya dengan memusnahkan obat yang sudah kedaluwarsa atau rusak dan kemasannya. Bisa juga dengan mengembalikan obat tersebut beserta kemasannya ke apotek.
Agus menerangkan ada juga beberapa peraturan dan ketentuan yang berlaku dalam pemusnahan obat kedaluwarsa maupun rusak yang dapat menjadi pedoman masyarakat.
Diantaranya peraturan menteri kesehatan tentang standar pelayanan kefarmasian baik di apotek, puskesmas, rumah sakit, maupun fasilitas pelayanan kefarmasian lainnya.
"Selain itu ada juga Peraturan BPOM Nomor 14 Tahun 2019 tentang Penarikan dan Pemusnahan Obat yang tidak memenuhi standar dan atau Persyaratan Keamanan, Khasiat, Mutu, dan Label," ucapnya.