Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan kacang koro pedang dapat mensubtitusi kedelai hingga 60 persen sebagai bahan baku tempe serta tahu.
Hal ini akan terjadi jika Gabungan Koperasi Produsen Tempe-Tahu Indonesia (Gakoptindo) mau menyerap kacang koro pedang hasil produksi para petani.
"Kalau Gapoktindo mau menyerap kacang koro produk petani, pasti petani juga akan bergairah meningkatkan produksinya," ujar dia sebagaimana dalam keterangan pers, Jakarta, Selasa (15/2).
Saat ini, pasar global disebut tengah mengalami lonjakan harga kedelai sehingga mempengaruhi keberlanjutan usaha para perajin tempe dan tahu di Indonesia.
Menghadapi kondisi kenaikan harga kedelai, Teten merasa perlu menyiapkan alternatif bahan baku agar usaha tempe dan tahu lebih berkelanjutan di masa yang akan datang.
“Salah satu komoditas yang dapat dijadikan sebagai substitusi adalah kacang koro pedang,” katanya.
Selama ini, kedelai yang dikonsumsi oleh masyarakat berasal dari impor sebesar 2,5-3 juta ton per tahun.
Bagi Menkop, kacang koro memiliki potensi besar sebagai substitusi impor karena per satu hektare (ha) komoditas tersebut dapat memproduksi lima ton. Jika menginginkan subtitusi satu juta ton, lanjutnya, maka hanya butuh 200-250 ribu ha.
“Kementerian Koperasi dan UKM tengah bekerja sama dengan para petani dari Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, mengembangkan pilot project (proyek percobaan) budi daya kacang koro pedang yang telah dimulai sejak akhir Januari 2022 lalu,” ungkap Teten.
Dengan pengembangan ini, diharapkan nantinya kacang koro pedang menjadi salah satu komoditas strategis penunjang ketahanan pangan di Tanah Air.
Pada tahun 2022, Teten menargetkan 100 ha lahan digunakan untuk menanam kacang koro pedang. Memasuki tahun 2023, akan dilakukan scalling up (perluasan) lahan penanaman kacang koro karena di Sumedang memiliki potensi lahan hampir 1.000 ha.
"Nanti setelah ini ditanami, akan diserap oleh koperasi yang menjadi offtaker. Jadi ada kepastian bagi para petani bahwa yang mereka tanam akan terserap," sebut Menteri Teten.
Sebagai offtaker pertama dari para petani kacang koro, peran koperasi diharapkan menjadi jawaban untuk pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Tani yang dapat diakses oleh petani.