Pengamat transportasi desak Pemerintah DKI ubah manajemen TransJakarta

id TransJakarta,Layanan TransJakarta,Azas Tigor Nainggolan,Kecelakaan TransJakarta

Pengamat transportasi desak Pemerintah DKI ubah manajemen TransJakarta

Pengendara sepeda motor sport Yamaha R15 berinisial M tewas setelah terjatuh dan terlindas roda belakang bus TransJakarta di Jalan MH. Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu pagi (13/3/2022). ANTARA/dokpri

Jakarta (ANTARA) - Analis kebijakan transportasi Azas Tigor Nainggolan mendesak Pemprov DKI Jakarta segara melakukan perubahan terhadap manajemen TransJakarta yang belakangan ini kerap mengalami kecelakaan

"Jika perubahan tidak juga dilakukan oleh  Gubernur DKI Jakarta maka patut dicurigai adanya pembiaran terhadap buruknya layanan TransJakarta," kata Azas dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Menurut Azas, TransJakarta yang dalam dua hari mengalami kecelakaan lalu lintas sebanyak empat kali, menandakan ada sedikitnya dua masalah yang dialami, pertama adalah dalam struktur manajemen dan kedua  soal kebijakan layanan dan personal manajemen kerja di tubuh TransJakarta.

Azas melanjutkan berdasarkan catatan tahun 2021 lalu, setidaknya terdapat 520 kejadian kecelakaan bus TransJakarta di jalan raya, dan setelah semua kejadian tahun 2021 itu Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) turut melakukan evaluasi.

Tetapi hingga hari ini masih saja TransJakarta mengalami kecelakaan lalu lintas bahkan kian serius dan berat kualitas kejadiannya karena sampai menimbulkan korban jiwa.

"Melihat banyaknya terjadi kecelakaan TransJakarta ini membuktikan bahwa struktur manajemen TransJakarta tidak bekerja baik. Artinya ada masalah struktural di dalam tubuh TransJakarta saat ini dan harus segera diperbaiki. Di mana struktur manajemen khususnya direksi, tidak bekerja baik dalam membangun manajemen layanan yang aman dan nyaman bagi layanan TransJakarta," katanya.

Selanjutnya, ujar Azas, perubahan yang perlu dilakukan adalah di jajaran internal manajemen dengan merubah kebijakan layanan dan personel manajemen kerja di tubuh TransJakarta.

"Perubahan ini termasuk direksi, harus dilakukan oleh gubernur sebagai pemegang saham mayoritas BUMD PT TransJakarta," katanya.

Berbagai perubahan itu, kata Azas, harus dilakukan agar memang benar-benar terjadi perpindahan warga menggunakan transportasi, pasalnya sampai sekarang masih lebih banyak warga yang menggunakan kendaraan pribadi dibanding transportasi umum sehingga terjadi kemacetan.

Namun anehnya, ujar Azas, di media massa Anies selalu mengatakan Jakarta sudah tidak macet karena masyarakat sudah banyak pindah menggunakan transportasi publik.

"Lihat ke jalan pada waktu jam aktivitas, Jakarta macet padahal masih pada pandemi. Warga masih memilih menggunakan kendaraan pribadi mobil atau sepeda motor karena merasa lebih aman," ucapnya.

"Bagaimana pula warga mau pindah ke layanan transportasi publik sementara TransJakarta sebagai moda transportasi publik andalan Jakarta, melakukan layanan penuh dengan kecelakaan lalu lintas yang selalu membawa korban meninggal dunia atau kerusakan serius," tuturnya.

Diketahui, sejak Minggu (13/3) hingga Senin ini terjadi empat kali kecelakaan.

Pada Minggu (13/3) sekitar pukul 06.10 WIB terjadi kecelakaan di Jalan MH Thamrin yang mengakibatkan seorang pengendara motor tewas terlindas bus TransJakarta.

Pada hari yang sama yakni di Pesanggrahan, Jakarta Selatan bus TransJakarta menabrak sparator hingga mengakibatkan tangki bahan bakar minyak bus tersebut berceceran di jalan.

Masih di wilayah Jakarta Selatan tepatnya di Layang Simprug juga terjadi kecelakaan melibatkan TransJakarta dan mobil sedan mewah pada Minggu malam.

Tidak ada korban jiwa dalam dua kecelakaan di Jakarta Selatan itu.

Sementara itu, kecelakaan keempat kembali terjadi pada Senin ini yang menyebabkan seorang pejalan kaki tewas ditabrak bus TransJakarta di Pancoran, Jakarta Selatan.