Sulteng Suplai Kopra Dua Provinsi Di Sulawesi

id kopra

Sulteng Suplai Kopra Dua Provinsi Di Sulawesi

Kopra (antara)

Palu,  (antarasulteng.com) - Provinsi Sulwesi Tengah selama ini mensuplai kopra produksi petani di dua daerah yang terletak di Pulau Sulawesi untuk memenuhi kebutuhan pabrik minyak bimoli di daerah itu.

Kepala Seksi Usaha dan Sarana Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulteng, Rudi Zulkarnain di Palu, Sabtu mengatakan dalam beberapa tahun terakhir ini salah satu komoditi ekspor yaitu kopra diantarpulaukan ke Provinsi Gorontalo dan Sulawesi Utara.

Ia mengatakan kegiatan antarpulau dilakukan melalui laut dan darat.

Di Gorontalo, kopra dari Sulteng kebanyakan untuk memenuhi kebutuhan pabrik minyak bimoli yang ada di Marisa.

Sementara di Provinsi Sulut untuk kebutuhan pabrik minyak yang sama di Kota Amurang.

Pada beberapa tahun lalu, pasar utama kopra dari Sulteng adalah Jatim. Namun dalam beberapa tahun terakhir, sejak ada pabrik minyak di Amurang dan Marisa, Sulteng tidak lagi memasarkan komoditas perkebunan itu ke Jatim.

"Sekarang ini pasar utama kopra Sulteng ke Amurang dan Marisa," kata Rudi.

Ia tidak merinci jumlah antarpulau kopra setiap tahunnya, kecuali mengatakan dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini semakin menurun.

Penurunan tersebut terjadi karena produksi petani terus berkerang akibat kebanyakan pohon kelapa di Sulteng sudah termakan usia.

Salah seorang pengusaha kopra di Palu, Abraham membenarkan produksi komoditi ekspor itu semakin berkurang, sementara permintaan pasar meningkat terus.

Sejak beberapa tahun ini, produksi kopra di Sulteng cenderung menurun. Padahal, harga kopra di pasaran terus membaik.

Harga kopra di tingkat pengumpul di Palu saat ini sudah tembus level Rp11.000/kg. Sebelumnya bertahan pada kisaran Rp7.000/kg.

Menurutnya produksi kopra di Sulteng dikarenakan banyak petani menebang pohon kelapa untuk dijadikan bahan baku bangunan.

Selain itu, kata Abraham program peremajaan kelapa di kabupaten dan kota di Sulteng dalam beberapa tahun ini hampir tidak lagi terdengar.

Mungkin ada, tetapi tidak begitu gencar dilakukan oleh pemerintah provinsi maupun kabupaten/kota.

Ia cukup prihatin beberap tahun ke depan, Sulteng bukan tidak mungkin justru menjadi daerah yang akan mendatangkan buah kelapa dari luar daerah karena produksi petani semakin menurun drastis.

Data Dinas Perkebunan Sulteng menyebutkan luas areal tanaman kelapa di provinsi ini sekitar 180.000 hektare tersebar di 10 kabupaten dan Kota Palu.

Namun yang masih berproduksi hanya berkisar 70 persen.