Pemkot Palu meluncurkan Program Dapur Sehat guna atasi stunting

id Stunting, tengkes, dapur sehat, gizi, kesehatan, Pemkotpalu, walikotapalu, Hadianto Rasyid, Sulteng

Pemkot Palu meluncurkan Program Dapur Sehat guna atasi stunting

Wali Kota Palu, Hadianto Rasyid menyuap anak usia meluncurkan program dapur sehat atasi stunting di Kecamatan Ulujadi, Kota Palu, Sabtu (9/9/2023). ANTARA/HO-Humas Pemkot Palu

Palu (ANTARA) -
Pemerintah Kota (Pemkot) Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), meluncurkan Program Dapur Sehat untuk pemenuhan gizi anak sebagai upaya mengatasi stunting atau tengkes.

 

"Program inovasi ini sebagai rangkaian upaya pemerintah daerah (pemda) dalam mengatasi persoalan gizi yang berujung pada stunting," kata Wali Kota Palu Hadianto Rasyid saat meluncurkan program itu di Kecamatan Ulujadi, Kota Palu, Sabtu.

 

Menurut dia, pemenuhan gizi anak sangat penting dilakukan karena dengan asupan gizi yang cukup maka pertumbuhan anak semakin baik. Begitu pun sebaliknya, sehingga langkah ini perlu didukung semua pihak.

 

Sebab, lanjut dia, pencegahan dan penanganan stunting merupakan program prioritas nasional guna mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas untuk masa depan bangsa.

 

"Masalah stunting tidak hanya berbicara tentang kesehatan, tetapi sosial, ekonomi, pendidikan, dan SDM, juga sangat terpengaruh bila tidak tidak dilakukan langkah-langkah percepatan penurunan prevalensinya," ucap Hadianto.

 

Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), angka kasus stunting di Kota Palu naik dari 23,9 persen dari dua tahun sebelumnya menjadi 24,7 persen pada tahun 2022, atau mengalami peningkatan 0,8 persen.

 

Ia mengatakan upaya menekan prevalensi stunting ini harus dilakukan secara simultan melalui kerja sama multi sektor, karena pemerintah sebagai eksekutor tidak akan optimal bekerja tanpa dukungan semua pihak.

 

Oleh sebab itu Program Dapur Sehat dinilai sangat membantu pemenuhan gizi anak melalui penyajian makanan berprotein tinggi yang variatif supaya nafsu makan anak lebih meningkat.

 

"Kami membutuhkan partisipasi masyarakat. Menurut saya, kerja gotong royong sangat efektif dilakukan dalam penanganannya dan instansi teknis terkait sebagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) pengampun harus pro aktif melakukan intervensi," tuturnya.

 

Dikemukakannya, program ini diterapkan di Kampung Keluarga Berkualitas atau wilayah rentan stunting, salah satunya di Kecamatan Ulujadi. Karena menurut data Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat, kata dia, jumlah prevalensi kasus ini di ibu kota Sulteng sebanyak 1.221 balita dari 22.400 anak di Kota Palu.

 

"Kami optimis pada tahun 2024 dapat menekan prevalensi stunting sesuai target pemerintah pusat yakni 14 persen, melalui berbagai program yang telah dilaksanakan," ucapnya.