"Debit air kita lebih dan sangat melimpah sehingga ada lebih 8.000 hektare luas persawahan di Sigi itu semuanya dapat teraliri air," kata Wakil Bupati Sigi Samuel Yansen Pongi di Sigi, Minggu.
Dia mengemukakan, debit air di Kabupaten Sigi cukup untuk 12,9 meter kubik per detik, tapi ternyata air di wilayah itu melimpah sampai 33 meter kubik per detik sehingga masyarakat tidak kekurangan air untuk lahan pertanian.
"Harusnya dengan melimpahnya air dapat meningkatkan intensitas pertanaman kita bisa lebih cepat, karena tanpa perlu lagi menunggu jatah air lagi, karena air mengalir terus bahkan melimpah," ucapnya.
Samuel menambah, masyarakat dengan berprofesi sebagai petani dan peternak dapat maksimal memanfaatkan potensi berlimpahnya air tersebut sehingga memberikan tambahan penghasilan karena proses panen dan tanam kembali untuk pertanian semakin cepat.
"Harapannya dengan melimpahnya air ini masyarakat dapat memanfaatkan hal itu," kata Wabup Sigi.
Menurut Samuel, di Kabupaten Sigi ada sekitar 8.000 hektare ini tidak hanya untuk sawah tapi kolam ikan air tawar juga bisa digunakan, sehingga bisa menjadi pemasok pangan di IKN.
"Ketersediaan air yang cukup maka ini bisa menjamin pertanian secara keseluruhan, misal untuk pakan ternak, begitu juga perikanan untuk kolam ikan air tawar karena pada dasarnya kelebihan air. Intinya persawahan kita tidak akan terganggu," tutur Samuel Yansen Pongi.
Berdasarkan data Pemkab Sigi, Bendung Daerah Irigasi Gumbasa yang rusak pasca bencana gempa bumi 2018 silam selesai diperbaiki dan diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo.
Rehabilitasi dan rekonstruksi bendung Irigasi Gumbasa menghabiskan dana Rp1,25 triliun dengan rincian rekonstruksi satu bendungan dan 35 kilometer saluran premier, 52 kilometer saluran sekunder, 119 kilometer saluran tersier dan 82 kilometer saluran pembuang.