Beirut (ANTARA) - Ayah dari seorang kapten laut asal Lebanon yang diculik dalam dugaan operasi angkatan laut Israel membantah adanya keterkaitan putranya dengan kelompok Hizbullah.
Seorang warga Lebanon diculik pada Jumat (1/11) oleh orang-orang bersenjata di Batroun, sekitar 30 kilometer sebelah utara Beirut.
Pihak berwenang Lebanon mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki kemungkinan keterlibatan Israel dalam penculikan tersebut dan mengidentifikasi korban sebagai seorang kapten kapal bernama Imad Emhez.
"Putra saya tidak memiliki afiliasi dengan partai politik, dan dia juga tidak terlibat dalam politik," ujar Fadil Emhez dalam pesan yang dipublikasikan oleh media Lebanon pada Minggu (3/11).
Ia menjelaskan bahwa putranya adalah seorang kapten kapal dan sedang menjalani pelatihan di Institut Ilmu Kelautan Marsati di Batroun ketika penculikan terjadi.
Fadil Emhez menyalahkan pemerintah Lebanon dan pasukan Jerman yang bertanggung jawab memantau garis pantai Lebanon atas penculikan putranya.
Ia menyerukan kepada Komite Internasional Palang Merah dan pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) “untuk campur tangan dengan para penculik dan membawa Imad kembali dengan selamat kepada keluarganya."
Perdana Menteri Najib Mikati menyatakan pada Sabtu (2/11) bahwa negaranya akan mengajukan pengaduan kepada Dewan Keamanan PBB terkait penculikan sang kapten.
Israel telah meningkatkan kampanye udara di Lebanon sejak akhir September dengan dalih menargetkan Hizbullah, yang merupakan eskalasi dari konflik lintas batas yang berlangsung selama setahun antara Israel dan Hizbullah sejak dimulainya serangan brutal Israel di Jalur Gaza.
Menurut otoritas kesehatan Lebanon, lebih dari 2.900 orang telah tewas dan lebih dari 13.000 terluka dalam serangan Israel sejak Oktober lalu.
Israel memperluas konflik tersebut dengan melancarkan serangan ke Lebanon selatan pada 1 Oktober.
Sumber: Anadolu