Palu (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Palu mengatakan ada kemungkinan sistem pembelajaran hibrida atau kombinasi pembelajaran tatap muka dan daring diterapkan di ibu kota Sulawesi Tengah (Sulteng), menyikapi program pemerintah pusat menerapkan kebijakan bekerja dari mana saja.
"Kebijakan Work from Anywhere (WFA) memungkinkan kegiatan belajar mengajar juga diterapkan secara daring pada pada hari-hari tertentu," kata Wali Kota Palu Hadianto Rasyid saat rapat bersama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bersama para Kepala Sekolah di Palu, Kamis.
Wali kota menjelaskan mulai 24 Maret 2025 pegawai hanya akan masuk kantor tiga hari dalam seminggu atau WFO, sementara dua hari lainnya bekerja dari luar kantor atau WFA.
“Karena guru juga merupakan pegawai, maka sekolah pun harus menyesuaikan. Saya mewacanakan agar pembelajaran dilakukan tiga hari di sekolah dan dua hari secara daring,” ujarnya.
Ia menegaskan kebijakan ini akan diterapkan secara serempak di seluruh sekolah di bawah naungan Pemkot Palu tanpa melalui tahap pilot project.
Ia mengambil contoh pengalaman pembelajaran daring selama pandemi COVID-19 sebagai bukti bahwa sistem tersebut dapat dijalankan, meski dalam jangka waktu yang lebih lama.
"Menurut saya pembelajaran hybrid tidak menjadi masalah, yang terpenting adalah bagaimana meningkatkan kualitasnya," ucap Hadianto.
Ia juga membuka ruang diskusi bagi para kepala sekolah agar kebijakan ini dapat diimplementasikan dengan baik.
Di tempat yang sama Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Palu Hardi mengatakan pihaknya akan melakukan sejumlah langkah strategis, termasuk sosialisasi kepada guru, siswa, dan wali murid.
“Kami akan memastikan bahwa seluruh pihak yang terlibat memahami konsep ini, sehingga kendala yang mungkin muncul dapat diatasi dengan baik,” ujarnya.
Rencana kebijakan pembelajaran daring, diharapkan dapat menjadi solusi inovatif dalam sistem pendidikan di Kota Palu, sejalan dengan perkembangan teknologi dan kebijakan pemerintah yang lebih fleksibel dalam dunia kerja dan pendidikan.*