KMP Madani Berlayar Ke Balikpapan Dengan Muatan Minim

id KMP Madani Taipa

KMP Madani Berlayar Ke Balikpapan Dengan Muatan Minim

KMP Madani bertonase 1.150 GT saat sandar di Pelabuhan Ferry Taipa,Palu, Rabu (9/1) (ANTARANews/Rolex Malaha)

Namun demikian kami juga masih was-was. Kalau sampai gelombang masih cukup tinggi, kapalnya basti berbalik ke Palu. Hal seperti ini sudah beberapa kali terjadi," ujarnya.
Palu (antarasulteng.com) - Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Madani akhirnya diberangkatkan dari Palu ke Balikpapan, Rabu siang, sekitar pukul 14.30 WITA dengan jumlah muatan minim, setelah ditunda selama hampir 24 jam akibat cuaca buruk di Selat Makassar.

"Muatan kapal minim karena banyak calon penumpang yang sudah membeli tiket beralih ke Pelabuhan Penyeberangan Mumuju, Sulawesi Barat, sekitar 350 km Selatan Kota Palu," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pelabuhan Ferry Taipa Palu, Roki Surentu, di Taipa.

KMP Madani yang melayani rute penyeberangan Palu-Balikpapan pergi-pulang dua kali sepekan, itu dilarang berlayar dari Palu pada Selasa (8/1) petang karena cuaca buruk di Selat Makassar.

Ia mengemukakan, sesuai laporan nakhoda KMP Madani yang merapat di Dermaga Pelabuhan Ferry Taipa dari Balikpapan, Selasa pukul 17.00 WITA, gelombang laut di Selat Makassar mencapai tiga meter disertai angin kencang.

Karena itu, Syahbandar di Palu tidak mengizinkan kapal tersebut untuk berlayar kembali ke Balikpapan pada Selasa malam, sampai kondisi laut dinyatakan memungkinkan untuk berlayar.

Menurut Roki, sesuai laporan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Rabu pagi, kondisi gelombang di Selat Makassar hari ini relatif bersahabat dengan tinggi gelombang sekitar 1,5 meter.

"Namun demikian kami juga masih was-was. Kalau sampai gelombang masih cukup tinggi, kapalnya basti berbalik ke Palu. Hal seperti ini sudah beberapa kali terjadi," ujarnya.

Akibat penundaan pelayaran tanpa kepastian waktu tersebut, banyak calon penumpang mencari pelayaran alternatif yakni ke Mamuju (Sulbar) dan Wani, Kabupaten Donggala.

Ini menyebabkan KMP Madani hanya membawa 10 buah mobil, belasan sepeda motor dan 100-an penumpang serta sekitar 40 ekor ternak sapi potong, padahal sebelumnya sudah terdaftar hampir 30 mobil, belasan sepeda motor dan 100 lebih penumpang.

Selain itu, katanya, beberapa pengusaha yang memuat barang dagangan seperti buah-buahan dan sayur mayur beralih ke Pelabuhan Wani, sekitar 10 kilometer utara Kota Palu untuk menumpang kapal rakyat menuju Balikpapan.

KMP Madani bertonase 1.150 Gross Ton itu dalam kondisi laik laut karena baru sekitar empat bulan selesai menjalani perbaikan (docking) di Galangan Kapal Balikpapan. (R007)