Mamuju (antarasulteng.com) - Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) mengakui
jika kandungan uranium yang terdapat di Kabupaten Mamuju Provinsi
Sulawesi Barat, telah dilirik oleh dua negara yakni Australia dan
Prancis.
"Semenjak kandungan uranium tersiar luas maka sejak itu pula ada
dua negara yang telah melakukan pendekatan ke Batan. Sebetulnya, banyak
negara-negara lain yang melirik uranium, hanya saja terbentur dengan
aturan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1997 tentang Ketenaganukliran," kata
Kepala Batan Prof Dr Djarot Sulistio Wisnubroto dalam keterangan
persnya di kantor gubernur setempat, Kamis.
Menurut dia, aturan UU tersebut telah mempersempit ruang gerak bagi pemodal untuk melakukan pengelolaan tambang uranium.
Bahkan kata dia, upaya melakukan revisi terhadap UU yang mengatur
ketenaganukliran itu telah dilakukan. Hanya saja, dengan berbagai
pertimbangan maka pemerintah dan DPR belum menyetujuinya.
"Mungkin saja aturan ini sengaja diperketat agar negara kita yang
memiliki kandungan uranium disimpan untuk tidak dikomersilkan
pengelolaan dengan negara lain, tetapi diperuntukkan kebutuhan dalam
negeri untuk dinikmati anak cucu kita dimasa depan," ungkap Djarot.
Djarot menyebutkan, kandungan uranium ini bukan untuk dikomersialkan, tetapi untuk pembangunan bangsa ini.
"Kandungan Uranium di Mamuju tidak akan dikomersialkan setelah
dilakukan penelitian tetapi untuk digunakan bagi kemajuan pembangunan
bangsa," jelasnya lagi.
Pengelolaan nuklir di Sulbar akan diarahkan untuk pembangunan
bidang lain dalam rangka memajukan perekonomian negara dengan membangun
produksi pertanian, perkebunan peternakan dan perikanan.
"Kerja sama yang dilakukan dengan pemerintah di Sulbar untuk
memanfaatkan uranium untuk kemajuan pembangunan bangsa ke depan dengan
meningkatkan produksi pertanian, pertanian perkebunan peternakan dan
perikanan," katanya.
Ia juga mengingatkan, agar masyarakat Sulbar tidak perlu takut
akan dampak radiasi kandungan uranium sepanjang belum dikelola dengan
cara yang tidak benar.(skd)
Berita Terkait
IAEA salurkan bantuan RT-PCR untuk deteksi COVID-19 di Indonesia
Selasa, 12 Mei 2020 21:08 Wib
BATAN miliki fasilitas uji praklinis untuk diagnosis dan terapi
Senin, 30 Maret 2020 10:32 Wib
Rian Ernest-Yusiana kumpulkan 52.754 dukungan dari warga Batam
Sabtu, 22 Februari 2020 20:27 Wib
Dokter: Radioaktif bisa sebabkan kanker pada manusia
Selasa, 18 Februari 2020 10:16 Wib
BATAN kembang teknologi radioisotop dari molibdenum alam bantu diagnosis kanker
Kamis, 23 Januari 2020 6:59 Wib
Indonesia pasang tujuh RPM di sejumlah pelabuhan
Senin, 9 Desember 2019 20:43 Wib
BATAN saat ini satu-satunya pusat kolaborasi teknologi nuklir dunia
Selasa, 3 Desember 2019 2:59 Wib
BATAN pindahkan reflektor reaktor nuklir menggunakan kontainer khusus
Selasa, 19 November 2019 16:08 Wib