Asosiasi awak kapal selam Jerman berduka bagi awak KRI Nanggala 402
Jakarta (ANTARA) - Asosiasi awak kapal selam Jerman berduka dan memberikan penghormatan terakhir bagi kru kapal selam KRI Nanggala 402, seperti disampaikan dalam keterangan KBRI Berlin yang diterima di Jakarta, Jumat.
Tragedi tenggelamnya KRI Nanggala 402 mengundang simpati dan duka mendalam masyarakat internasional termasuk Jerman, kata pernyataan dari KBRI Berlin.
Menteri Pertahanan Jerman, Annegret Kramp-Karrenbauer, melalui akun Twitter-nya menyampaikan rasa duka mendalam bagi teman dan keluarga dari 53 orang kru yang menjadi korban dalam tenggelamnya KRI Nanggala 402.
Asosiasi awak kapal selam Jerman (Verband Deutscher Ubootfahrer/ VDU) pada 29 April menggelar upacara peletakan karangan bunga di Monumen Kapal Selam di kota Möltenort, Jerman.
Penghormatan terakhir kepada kru KRI Nanggala itu dihadiri oleh Duta Besar RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno, Konjen RI Frankfurt Ardian Wicaksono, Atase Pertahanan RI Berlin Rio Hendrawan.
Selain itu, upacara juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain presiden dan dewan pengurus asosiasi awak kapal selam Jerman, Presiden Perkumpulan Angkatan Laut Jerman, Dewan Pengurus dan Anggota Korps Kapal Selam Kiel, Komandan Armada Misi, Komandan Skuadron Kapal Selam, dan CEO Perusahaan ThyssenKrupp Marine System.
"Kami sangat merasa kehilangan atas kepergian sahabat-sahabat kami. Sebagai sesama awak kapal selam, kami sadar tugas yang kami emban penuh dengan resiko dan bahaya. Segiat apa pun kami berlatih, dan secanggih apa pun peralatan yang digunakan, namun kecelakaan adalah hal yang tidak bisa dihindari," ujar presiden asosiasi awak kapal selam Jerman, Michael Setzer.
Dia mengatakan bahwa anggota asosiasi awak kapal selam Jerman telah memiliki hubungan kolega dan pribadi yang dekat dengan kru KRI Nanggala 402.
Bahkan di antara kru Nanggala 402 yang mengalami musibah naas tersebut, dua tahun lalu sempat mengikuti program pendidikan di angkatan laut Jerman dan masih terus menjalin kontak erat.
"Mereka layaknya Brothers in Arms (tentara bersaudara yang berperang bersama) bagi kami," kata Setzer.
Ungkapan duka disampaikan oleh para awak kapal selam Jerman dalam upacara penghormatan di tengah rintik hujan yang turun dan diselimuti suhu dingin.
Suasana duka semakin terasa dengan iringan terompet yang melantunkan lagu "Ich hatte einen Kameraden" (saya memiliki seorang sahabat). Lagu itu biasa diputar di Jerman untuk mengiringi prosesi penghormatan terakhir bagi tentara yang gugur dalam tugas.
Dubes Havas mengapresiasi inisiatif Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman dalam menyelenggarakan upacara peletakan karangan bunga.
Ia menyampaikan, "Atas nama Pemerintah Indonesia, Tentara Nasional Indonesia, para keluarga korban, saya mengucapkan terima kasih atas solidaritas tinggi dari Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman. Ini adalah satu-satunya upacara penghormatan bagi para pahlawan yang gugur, yang digelar di luar Indonesia".
"Acara ini menunjukkan hubungan yang erat di bidang pertahanan, kerja sama Angkatan Laut dan people-to-people dalam konteks kemiliteran antara Indonesia dan Jerman," katanya.
Upacara penghormatan terakhir bagi kru KRI Nanggala 402 di Jerman itu dilangsungkan di Monumen Kapal Selam di Möltenort Heikendorf.
Monumen tersebut dibangun untuk menghormati para kru kapal selam Jerman yang gugur pada Perang Dunia I dan II. Monumen itu kemudian secara rutin menjadi simbol penyelenggaraan penghormatan tertinggi kepada seluruh kru kapal selam Jerman yang gugur dalam menjalankan tugasnya.
"Mereka yang gugur telah memberikan teladan keberanian, loyalitas, chivalry (kesatriaan) dalam mengemban tugas kepada kita. Doa kita bersama untuk mereka," ujar Dubes Havas.
Tragedi tenggelamnya KRI Nanggala 402 mengundang simpati dan duka mendalam masyarakat internasional termasuk Jerman, kata pernyataan dari KBRI Berlin.
Menteri Pertahanan Jerman, Annegret Kramp-Karrenbauer, melalui akun Twitter-nya menyampaikan rasa duka mendalam bagi teman dan keluarga dari 53 orang kru yang menjadi korban dalam tenggelamnya KRI Nanggala 402.
Asosiasi awak kapal selam Jerman (Verband Deutscher Ubootfahrer/ VDU) pada 29 April menggelar upacara peletakan karangan bunga di Monumen Kapal Selam di kota Möltenort, Jerman.
Penghormatan terakhir kepada kru KRI Nanggala itu dihadiri oleh Duta Besar RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno, Konjen RI Frankfurt Ardian Wicaksono, Atase Pertahanan RI Berlin Rio Hendrawan.
Selain itu, upacara juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain presiden dan dewan pengurus asosiasi awak kapal selam Jerman, Presiden Perkumpulan Angkatan Laut Jerman, Dewan Pengurus dan Anggota Korps Kapal Selam Kiel, Komandan Armada Misi, Komandan Skuadron Kapal Selam, dan CEO Perusahaan ThyssenKrupp Marine System.
"Kami sangat merasa kehilangan atas kepergian sahabat-sahabat kami. Sebagai sesama awak kapal selam, kami sadar tugas yang kami emban penuh dengan resiko dan bahaya. Segiat apa pun kami berlatih, dan secanggih apa pun peralatan yang digunakan, namun kecelakaan adalah hal yang tidak bisa dihindari," ujar presiden asosiasi awak kapal selam Jerman, Michael Setzer.
Dia mengatakan bahwa anggota asosiasi awak kapal selam Jerman telah memiliki hubungan kolega dan pribadi yang dekat dengan kru KRI Nanggala 402.
Bahkan di antara kru Nanggala 402 yang mengalami musibah naas tersebut, dua tahun lalu sempat mengikuti program pendidikan di angkatan laut Jerman dan masih terus menjalin kontak erat.
"Mereka layaknya Brothers in Arms (tentara bersaudara yang berperang bersama) bagi kami," kata Setzer.
Ungkapan duka disampaikan oleh para awak kapal selam Jerman dalam upacara penghormatan di tengah rintik hujan yang turun dan diselimuti suhu dingin.
Suasana duka semakin terasa dengan iringan terompet yang melantunkan lagu "Ich hatte einen Kameraden" (saya memiliki seorang sahabat). Lagu itu biasa diputar di Jerman untuk mengiringi prosesi penghormatan terakhir bagi tentara yang gugur dalam tugas.
Dubes Havas mengapresiasi inisiatif Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman dalam menyelenggarakan upacara peletakan karangan bunga.
Ia menyampaikan, "Atas nama Pemerintah Indonesia, Tentara Nasional Indonesia, para keluarga korban, saya mengucapkan terima kasih atas solidaritas tinggi dari Asosiasi Awak Kapal Selam Jerman. Ini adalah satu-satunya upacara penghormatan bagi para pahlawan yang gugur, yang digelar di luar Indonesia".
"Acara ini menunjukkan hubungan yang erat di bidang pertahanan, kerja sama Angkatan Laut dan people-to-people dalam konteks kemiliteran antara Indonesia dan Jerman," katanya.
Upacara penghormatan terakhir bagi kru KRI Nanggala 402 di Jerman itu dilangsungkan di Monumen Kapal Selam di Möltenort Heikendorf.
Monumen tersebut dibangun untuk menghormati para kru kapal selam Jerman yang gugur pada Perang Dunia I dan II. Monumen itu kemudian secara rutin menjadi simbol penyelenggaraan penghormatan tertinggi kepada seluruh kru kapal selam Jerman yang gugur dalam menjalankan tugasnya.
"Mereka yang gugur telah memberikan teladan keberanian, loyalitas, chivalry (kesatriaan) dalam mengemban tugas kepada kita. Doa kita bersama untuk mereka," ujar Dubes Havas.