GKST prioritaskan program mengenai perlindungan perempuan dan anak

id Kekerasan terhadap perempuan,Kekerasan terhadap anak,Perempuan GKST,Pendeta agustina Lakukua,Gkst

GKST prioritaskan program mengenai perlindungan perempuan dan anak

Ketua Persekutuan Perempuan Sinode GKST Pendeta Agustina Lakukua (ANTARA/Muhammad Hajiji)

Palu (ANTARA) - Sejumlah perempuan yang tergabung dalam Persekutuan Perempuan Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST), berkumpul membahas optimalisasi program prioritas mengenai perlindungan terhadap perempuan dan anak di Sulteng.



"Musyawarah kerja ini spesifiknya mengarahkan program pada responsif gender, seperti program akhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak," kata Ketua Persekutuan Perempuan Sinode GKST Pendeta Agustina Lakukua, di Palu, Jumat.



Perempuan GKST berkumpul lewat musyawarah kerja Persekutuan Perempuan Sinode GKST yang mengangkat tema tentang, perempuan GKST menghadirkan kepemimpinan berprespektif gender, serta berperan aktif dalam mengatasi krisis kemanusiaan dan krisis ekologi, berlangsung tanggal 21 - 23 Januari 2022 di Palu.



Musyawarah kerja itu diikuti 52 perempuan dari 26 klasis di wilayah GKST meliputi Sulteng dan Sulsel. 



Pendeta Agustina mengatakan, optimalisasi program berbasis responsif gender, dilatarbelakangi oleh tingginya kasus-kasus kekerasan basis gender, yang di antaranya melibatkan perempuan dan anak sebagai korban.



Berdasarkan data DP3A melalui pencatatan pada sistem informasi online perlindungan perempuan dan anak (Simfoni-PPA) bahwa, pada periode Januari hingga November 2021 telah terjadi 163 kasus kekerasan kepada anak usia 13 - 17 tahun.



Melalui Simfoni-PPA, DP3A Sulteng juga menyebut terdapat 81 kasus kekerasan kepada anak usia 6 - 12 tahun, pada periode Januari hingga November 2021.



DP3A Provinsi Sulteng juga menyebut pada periode Januari - November 2021 telah terjadi 477 kasus kekerasan, terdiri atas 105 kasus laki-laki sebagai korban, dan 437 kasus perempuan sebagai korban.



"Jadi lima tahun ke depan, orientasi program pada masalah-masalah sosial seperti kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta masalah-masalah lingkungan," ujarnya.



Untuk mengurangi kasus kekerasan terhadap terhadap perempuan dan anak, maka Agustina mengatakan, strategi yang harus ditempuh yakni pemenuhan hak-hak perempuan dan anak, yang mana pembangunan dilakukan harus responsif gender.



Selain itu, ia menyebut,  Persekutuan Perempuan Sinode GKST akan menggencarkan sosialisasi pentingnya perlindungan perempuan dan anak, di setiap gerja di bawah naungan GKST. 



"Sosialisasi dan pendampingan menjadi implementasi program yang akan digencarkan secara berkelanjutan," katanya.



Ia juga menambahkan bahwa Persekutuan Perempuan Sinode GKST akan membentuk rumah aman di semua geraja di bawah naungan GKST, yang berfungsi sebagai tempat pemulihan psikologi korban, dan perlindungan kepada korban kekerasan.




Musyawarah Kerja Persekutuan Perempuan Sinode Gereja Kristen Sulawesi Tengah (GKST), di Palu, 21 - 22 Januari 2022. (ANTARA/Muhammad Hajiji)