Para korban kecelakaan bus masih jalani perawatan di Rumah Sakit Parigi

id Korban kecelakaan, lakalantas, bus, Rs Anuntaloko, Parigi, Parigi Moutong, Sulteng, kebunkoi

Para korban kecelakaan bus masih jalani perawatan di Rumah Sakit Parigi

Korban kecelakaan bus dalam penanganan medis di ruang observasi instalasi gawat darurat (IGD) Rumah Sakit Anuntaloko Parigi Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Kamis (4/5/2023). ANTARA/HO-Opi

Palu (ANTARA) -
Korban kecelakaan bus yang jatuh ke jurang di kilometer 4 Toboli jalur Kebunkopi masih menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit (RS) Anuntaloko Parigi Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
 
"Pasien korban kecelakaan berjumlah 30 orang. Tiga meninggal dunia, 21 orang rawat inap, lima orang rawat jalan dan satu orang sedang di observasi," kata Direktur RS Anuntaloko Parigi dr Revi Tilaar di hubungi dari Palu, Kamis.
 
Ia menjelaskan, penanganan pasien dilakukan sesuai standar operasional prosedur (SOP), sehingga tindakan diambil oleh dokter sesuai dengan anjuran medis.
 
Menurut laporan RS setempat, sekitar 12 orang mengalami luka ringan, 10 orang luka berat dan enam orang mengalami fraktur tulang atau patah tulang akibat terbentur benda keras.
 
 
"Dari peristiwa ini tidak menutup kemungkinan ada pasien mengalami trauma. Kondisi kejiwaan seperti itu perlu dipulihkan supaya tidak membebani pikiran. Perawatan medis tidak hanya sekedar pemulihan fisik akibat luka, tetapi juga pemulihan mental," ujarnya.
 
Korban yang sedang menjalani perawatan, terus dilakukan pemantauan perkembangan kondisi kesehatan oleh dokter.
 
"Kami berharap kondisi kesehatan mereka secepatnya berangsur pulih supaya bisa beraktivitas kembali," ucapnya.
 
Kapolres Parigi Moutong AKBP Yudy Arto Wiyono mengemukakan, peristiwa kecelakaan bus milik PT Rappang Marannu sedang dilakukan penyelidikan oleh kepolisian setempat.
 
Pihaknya juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) untuk mencari tahu penyebab sebenarnya kecelakaan tersebut.
 
"Sedang berproses, kami belum bisa memastikan apakah peristiwa ini murni karena sistem pengereman bus tersebut tidak berfungsi atau blong. Kami juga belum memeriksa sopir, karena saat ini keselamatan korban diutamakan," tutur Yudy.