Perusahaan Umum (Perum) Bulog menambah 9.800 ton beras impor dari Myanmar dan Vietnam untuk Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) untuk menjaga ketersediaan pangan di daerah tersebut.
“Beras yang tersedia gudang Bulog Sulteng saat ini 13.172 ton dan akan ada tambahan dari Jawa Timur sebanyak 1.800 ton,” kata Pimpinan Wilayah Perum Bulog Kantor Wilayah Sulawesi Tengah Heriswan di Palu, Senin.
Ia mengemukakan dari 9.800 ton beras impor tersebut, 5.000 ton didatangkan dari Myanmar dan 4.800 ton dari Vietnam, saat ini sedang dalam proses perjalanan menuju Sulteng.
Adanya ketambahan beras untuk Sulteng maka total ketersediaan komoditas itu sebanyak 24.772 ton, jumlah ini sangat memadai dalam menjaga ketahanan pangan daerah.
"Masyarakat tidak perlu khawatir, kami menjamin ketersediaan pangan di Sulteng sangat memadai, terutama beras," ujarnya.
Pengadaan beras impor merupakan kebijakan pemerintah pusat guna membantu menjaga stabilitas ketahanan pangan nasional.
Kata dia saat ini harga beras di pasar-pasar tradisional mulai turun, yang sebelumnya naik Rp17 ribu per kilogram kini menjadi Rp16 ribu perkilogram.
Oleh sebab itu pemerintah terus berupaya menekan dan menjaga ketersediaan pasokan bahan pangan utama, supaya masyarakat tidak kesulitan memperolehnya.
"Kami sebagai lembaga ditugaskan negara dalam urusan logistik pangan tentunya selalu melakukan upaya-upaya pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat supaya daya beli meningkat dan harga stabil," ucap Heriswan.
Di sisi lain kata dia lagi penjualan beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) tetap menjadi prioritas, produk ini dihadirkan sebagai alternatif dan dapat menjadi pilihan konsumsi masyarakat.
"Beras SPHP dijual seharga Rp10.900 per kilogram. Produk ini dapat diperoleh di rumah pangan kita (RPK) yang merupakan mitra Bulog," tuturnya.