Sigi (ANTARA) - Kantor Pelayanan Pemenuhan Gizi (KPPG) Palu menyatakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
"Jadi MBG di wilayah terpencil itu dari BGN pusat bekerja sama dengan Kementerian Dalam Negeri bahwa pengaturan daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) berada pada Satgas MBG di pemerintah daerah masing-masing," kata Kepala KPPG Kota Palu Yudhi Riandy di Sigi, Kamis.
Ia menyebutkan hingga 31 Oktober 2025, jumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di kabupaten itu enam unit, dengan melayani Kecamatan Dolo, Sigi Biromaru, dan Marawola.
"Nantinya SPPG di wilayah terpencil itu untuk pendaftarannya melalui Satgas MBG di pemda masing-masing," ucapnya.
Ia mengharapkan seluruh kepala dan relawan SPPG, khususnya di Kabupaten Sigi bekerja sesuai dengan petunjuk teknis (juknis) Badan Gizi Nasional (BGN).
"Saya mengimbau seluruh SPPG tolong sadari dengan sebenar-benarnya pekerjaan kita ini bukan hanya terkait intervensi pangan tetapi bagaimana memberikan nutrisi kepada anak-anak sebagai penerus dan pemimpin bangsa Indonesia mendatang," katanya.
Ia mengatakan relawan SPPG harus melaksanakan tugas dengan mematuhi juknis dan standar operasional prosedur (SOP), agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti keracunan makanan.
Ketua Satgas MBG Sigi Nuim Hayat mengatakan pembangunan dapur MBG di wilayah terpencil berbeda mekanismenya dengan SPPG pada umumnya.
Ia menyebut wilayah setempat yang masuk kategori terpencil, seperti Pipikoro, Marawola Barat, Kulawi, Kulawi Selatan, Kinovaro, Lindu, Palolo, termasuk Sigi Biromaru di Tompu Ranggonau.
Ia mengatakan dapur MBG di wilayah terpencil memanfaatkan bangunan di desa.
"Pemerintah daerah sedang persiapan untuk memulai program MBG di wilayah terpencil di Kabupaten Sigi, termasuk pengantaran makanan dari dapur ke sekolah-sekolah tidak boleh lebih dari 30 menit," ucap dia.
Ia menjelaskan pentingnya sinergi dan kehati-hatian seluruh pihak agar program MBG di Sigi berjalan tepat sasaran.
"Kepada seluruh pihak terkait segera melakukan pemetaan wilayah penerima manfaat MBG secara akurat, sehingga distribusi dan pengawasan program dapat berjalan optimal," ujarnya.
