Ali Masykur Akan Lantik Pengurus ISNU Sulteng

id ISNU, Ali Masykur, NU, Lukman Thahir

Ali Masykur Akan Lantik Pengurus ISNU Sulteng

Ketua MK sekaligus Ketua Dewan Kehormatan Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PP ISNU) Mahfud MD (kanan) dan Ketua Umum PP ISNU Ali Masykur Musa (kiri) menjadi narasumber dalam diskusi panel Reformasi Sistem Hukum Indonesia di Jakarta, beberapa waktu lalu. (ANTARA/Dhoni Setiawan)

Lukman Thahir : "Banyak sarjana-sarjana bangsa kita ini tidak tersadarkan secara sosial, politik, maupun budaya,"
Palu (antarasulteng.com) - Ketua Umum PP Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Ali Masykur Musa akan melantik pengurus ISNU Sulawesi Tengah periode 2013-2018 di salah satu hotel di Palu, Rabu (30/1) malam.

Ketua ISNU Sulawesi Tengah Dr Lukman S Thahir MA, Selasa mengatakan pelantikan tersebut sekaligus dirangkai dengan dialog kebangsaan dengan narasumber Ali Masykur Musa bersama dirinya.

Lukman mengatakan Ali Masykur akan hadir bersama Sekretaris Jenderal ISNU Kholid.

Selain kegiatan ISNU, anggota IV Badan Pemeriksa Keuangan itu juga akan melakukan serangkaian kegiatan berupa penanaman pohon di Kota Palu bersama jajaran BPK perwakilan Sulawesi Tengah dan pemerintah daerah setempat.

Lukman mengatakan khusus pelantikan ISNU dirinya akan memberikan beberapa gagasan mendasar tentang pola, sikap gerakan, posisi dan peran sarjana NU di Indonesia.

"Besok akan saya mulai dari pemetaan sarjana di Indonesia. Ada tiga peta kesarjanaan. Dari hasil pemetaan itu nanti akan kita lihat di mana masuknya sarjana NU," kata Lukman.

Mantan Rektor Universitas Alkhairaat itu belum bersedia memberikan secara rinci tentang peta kesarjanaan di Indonesia.

"Nanti besok saya sampaikan," katanya.

Dia mengatakan dari gagasan tersebut akan diketahui bagaimana peran sarjana NU dalam mengisi pembangunan.

Secara sederhana kata dia, peran sarjana NU akan berangkat dari kontemplasi menuju aksi.

"Kira-kira itu paradigma sederhananya," kata Lukman.

Lukman mengibaratkan bahwa menuju aksi tersebut adalah lebih baik menghafal satu ayat Alquran tetapi melakukannya dengan aksi atau tindakan dari pada menghafal 30 juz Alquran dan tidak ada aksi apapun.

"Itu mungkin peran yang dilakukan sarjana NU," katanya.

Lukman mengatakan pelantikan dan dialog tersebut sekaligus wadah untuk melakukan penyadaran tidak saja pada sarjana NU tetapi masyarakat yang berada dalam payung kenegaraan.

"Banyak sarjana-sarjana bangsa kita ini tidak tersadarkan secara sosial, politik, maupun budaya," katanya.

Lukman mengatakan posisi sarjana NU itu harus bermain pada kesadaran kritis.

"Apa itu kesadaran kritis nanti besok malam saya uraikan," katanya. (T.A055)