Wajah ceria siswa pada kegiatan komunitas berbagi bersama DSLNG

id DSLNG,BANGGAI

Wajah ceria siswa pada kegiatan komunitas berbagi bersama DSLNG

Anak-anak bersukaria dalam lomba bakiak yang digelar komunitas pendidikan Banggai bekerja sama PT.DSLNG belum lama ini. (ANTARA/Stevan Pontoh)

Kegiatan ini merupakan program untuk mengedukasi dan menginspirasi agar peserta lebih kreatif, kata Rahmad.
Luwuk (ANTARA) - Senyum ceria terpancar dari para siswa peserta kegiatan yang dilaksanakan komunitas pendidikan Kabupaten Banggai yakni Relawan Oke, Babasal Mombasa, Penyala Banggai dan KP3 Pagimana, bekerja sama dengan PT. Donggi Senoro LNG di Kecamatan Kintom, akhir pekan lalu.

Antusiasme peserta kegiatan yang terdiri atas anak PAUD hingga siswa-siswi SMA setempat tergambar dalam beberapa sesi. Game-game seru dimainkan peserta yang dipandu oleh Vivi Syafira dari Komunitas Relawan Oke, mengundang gelak tawa di ruangan PAUD, Desa Samadoya, Kecamatan Kintom. 

Ada keseruan dan nilai edukasi di dalamnya, sebab pertanyaan yang dilontarkan merupakan beberapa lokasi penting dan bersejarah di Kabupaten Banggai, seperti jembatan tertua yang ada di Kecamatan Lobu.

Tak jauh dari situ, tepatnya di BPU Kecamatan Kintom, Komunitas Babasal Mombasa dengan Bengkel Kreasi juga menarik perhatian siswa-siswi SMA. 

Dimulai dengan game dan sosialisasi terkait kerusakan lingkungan akibat sampah, kegiatan itu ditutup dengan membuat kreatifitas dari barang bekas menjadi sesuatu yang berguna seperti sampah botol plastik air mineral yang disulap menjadi hiasan lampu belajar. Ada pula sampah plastik yang dijadikan lampion.

Acara yang dipandu Fatwa Djalal dan Ama Achmad ini ditandai pemutaran beberapa video singkat dari Greenpeace. 

Baca juga: Jaringan gas di Banggai sasar 4.000 rumah tangga
Baca juga: Upaya DSLNG hidupkan ekonomi kerakyatan berbasis kearifan lokal di Banggai
Baca juga: Enam Program CSR PT.DSLNG raih penghargaan ISDA


Ama Achmad menjelaskan, sampah plastik yang terlihat sepele seperti sedotan plastik, bungkus mie kemasan atau bungkus minuman sachet menyumbang begitu banyak plastik bagi bumi. Kerusakan ekosistem laut, seperti paus mati yang menelan banyak sampah plastik adalah salah satu contohnya. 

"Padahal sampah plastik yang ada di sekolah maupun di rumah, bisa diminimalisasi penggunaannya, di samping tentunya dapat diolah menjadi produk yang berguna. Dua hal itu bisa menjadi tips untuk mengurangi jumlah sampah," kata Ama. 

Sementara itu di halaman BPU, Komunitas Berbagi juga menggelar kegiatan yang tidak kalah menarik yakni Pojok Anak yang dipandu oleh komunitas Penyala Banggai. Anissa Dunggio dan Rifai memandu Pojok Anak dengan membawa materi memilah sampah dan simulasi mitigasi gempa. Tidak hanya itu, anak-anak juga diajak bermain dan bersenang-senang, dengan permainan tradisional, salah satunya lomba bakiak yang diikuti puluhan siswa–siswi SD dengan antusias. 

Media Relations Officer DSLNG Rahmat Azis menjelaskan bahwa peserta terdiri atas siswa dan warga di sekitar lokasi. Target peserta yang diundang sekira 100 orang untuk Pojok Anak, serta masing-masing 50 orang untuk Planet Remaja dan Bengkel Kreasi. 

Kegiatan itu, kata Rahmat, merupakan program untuk mengedukasi dan menginspirasi agar peserta lebih kreatif. Puncak kegiatan itu akan dilaksanakan di Luwuk pada 16 November 2019.
 
Pada puncak acaranya nanti, kegiatan digelar terbuka dengan peserta yang tidak dibatasi jumlahnya. 

"Tema umumnya adalah peduli lingkungan seperti pemilihan sampah maupun pemanfaatan sampah," tutupnya.
 
Suasana ceria anak-anak dalam lomba bakiak yang digelar komunitas pendidikan Banggai bekerja sama PT.DSLNG belum lama ini. (ANTARA/Stevan Pontoh)