Presiden El Salvador konsumsi "obat COVID-19" yang dipromosikan Donald Trump

id el savador,nayib bukele,hydroxychloroquine,covid-19,donald trump,wabah,pandemi

Presiden El Salvador konsumsi "obat COVID-19" yang dipromosikan  Donald Trump

Presiden Guatemala Alejandro Giammattei (kiri) dan Presiden El Salvador Nayib Bukele berjabat tangan setelah menandatangani pra-perjanjian untuk memiliki perbatasan terbuka antara kedua negara di San Salvador, El Salvador (27/1/2020). ANTARA/REUTERS/Jose Cabezas/aa. (REUTERS/JOSE CABEZAS)

Saya menggunakannya sebagai profilaksis (pencegahan), Presiden Trump juga menggunakannya sebagai profilaksis, kebanyakan pemimpin dunia menggunakannya sebagai profilaksis
San Salvador (ANTARA) - Presiden El Salvador Nayib Bukele mengatakan pada Selasa (26/5) bahwa dirinya mengonsumsi hydroxychloroquine, obat malaria yang dipromosikan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk COVID-19, sekalipun belum ada bukti ilmiah.

Lebih lanjut, Bukele menyebut El Salvador sendiri tidak lagi mempromosikan obat itu untuk perawatan pasien COVID-19, mengikuti rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), namun pasien bisa meminumnya sebagai pencegahan jika mau.

"Saya menggunakannya sebagai profilaksis (pencegahan), Presiden Trump juga menggunakannya sebagai profilaksis, kebanyakan pemimpin dunia menggunakannya sebagai profilaksis," kata Bukele kepada wartawan.

Langkah Bukele dalam menangani wabah di negaranya, termasuk dengan memperpanjang status darurat nasional tanpa persetujuan kongres, menarik kritik yang menyebut pemimpin 83 tahun itu cenderung otoriter dan melampaui kewenangannya.

Duta Besar AS untuk El Salvador Ronald Johnson, ketika berbicara dalam sebuah acara bersama Bukele, mengatakan bahwa dia sendiri setuju dengan langkah Bukele menangani pandemi ini.

"Saya percaya bahwa dalam situasi krisis saat ini, seringkali kita harus menyerahkan sedikit kebebasannya dalam rangka menyelamatkan hak dan kebebasan mayoritas dan juga keseluruhan masyarakat. Ini sesuatu yang hanya sementara," kata Johnson.

Sumber: Reuters