Buol, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah, mendorong petani padi di daerah itu agar menghasilkan beras kemasan, yang siap di pasarkan ke berbagai daerah.
"Kadis Perindagkop, tolong urus semua syarat registrasi, sertifikat halal dan BPOM juga disiapkan. Saya mau beras yang dihasilkan petani dibuat menarik kemasannya, dan dijual dengan ukuran 10 kilo gram per karung," ucap Bupati Buol Amirudin Rauf, di Buol, Senin, saat menghadiri panen raya padi ladang Desa Lunguto, Kecamatan Paleleh Barat.
Potensi padi ladang di Kecamatan Paleleh Barat seluas 345 hektare, dengan jumlah keluarga petani yang menggarap sebanyak 212 kepala keluarga.
Dengan luasan tersebut, produksi yang dihasilkan dari komoditi padi ladang sebanyak 1.000 ton untuk sekali panen dan sekali tanam.
Dalam kegiatan bertani, petani tidak mengandalkan pupuk kimia, melainkan menggunakan pupuk organik yang merupakan salah satu kearifan lokal.
"Kearifan lokal sejauh dapat meningkatkan perekonomian rakyat, harus terus dilestarikan, termasuk pertanian alami saya sangat mendukung. Namun, jika ada budaya yang justru membatasi peningkatan produktifitas baiknya ditinggalkan," kata Amirudin Rauf.
Padi ladang menjadi satu andalan Pemkab Buol dalam memperkuat upaya menuju swasembada beras lewat program gerakan tanam serentak bertajuk "Gertakbos".
Dengan potensi produksi yang melimpah, Bupati menilai bahwa masyarakat petani di daerah itu harus memasarkan produksi beras dalam kemasan sendiri.
"Jika telah kita pasarkan, maka kita harus menjamin kemampuan kita untuk produksi. Apalagi jika kita sudah berkerjasama dengan swalayan, harus ada target produksi yang kontinyu. Pertanyaanya apakah masyarakat sudah siap," ujar Bupati Amirudin Rauf.