Parigi (ANTARA) - Kepolisian Resor (Polres) Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah menyebutkan penyebab kebakaran rumah jabatan (rujab) ketua dan wakil ketua DPRD kabupaten ini diakibatkan korsleting atau hubungan arus pendek listrik.
Kasat Reskrim Polres Parigi Moutong AKP Donatus Kono, di Parigi, Senin, menjelaskan dari hasil investigasi dan pemeriksaan laboratorium kebakaran itu bukan diakibatkan kelalaian pemilik rumah, tetapi terjadi hubungan arus pendek listrik, sehingga dua bangunan tersebut ludes terbakar.
"Investigasi yang kami lakukan pada Jumat (14/5), kami telah mengambil sejumlah sampel di dua rumah tersebut untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, dan kesimpulannya murni akibat korsleting. Lalu dalam proses investigasi, tidak ada ditemukan hal-hal mencurigakan," kata AKP Donatus.
Dia mengemukakan, pada proses penyelidikan, pihaknya dibantu tim Automatic Finger Print Identification System (Inafis) Polda Sulteng guna mempercepat investigasi, dan setelah dua hari dilakukan pemeriksaan intensif sejumlah material sampel dianggap sudah cukup, dan pihaknya telah menyimpulkan penyebab kebakaran dua unit rumah Pimpinan DPRD Parigi Moutong.
Selain itu, dilihat dari konstruksi bangunan, banyak material berbahan baku kayu serta perabotan yang mudah terbakar, sehingga api dengan mudah menjalar membakar seluruh bangunan.
"Hasil investigasi kami, titik api berasal dari kabel induk yang masuk ke instalasi bangunan. Informasi kami terima bahwa instalasi kedua rumah tersebut sudah berumur kurang lebih 16 tahun," ujar Donatus.
Dia menambahkan, bahkan proses investigasi dilakukan pihaknya tidak hanya mengambil sampel material, tetapi juga meminta sejumlah keterangan saksi-saksi, baik yang melihat awal kejadian itu hingga yang mengalami langsung peristiwa tersebut.
"Pada investigasi, kami telah memintai keterangan delapan saksi, termasuk pemilik rumah, petugas piket yang berjaga saat itu dan sejumlah warga sekitar," katanya pula.
Dari peristiwa kebakaran yang terjadi pada Kamis (13/5), di Kelurahan Maesa, Kecamatan Parigi, kerugian materiil ditaksir mencapai Rp800 juta lebih.