Anggota DPR RI ingin kebijakan boikot produk Israel
Kita meminta pemerintah memboikot produk-produk Israel. Produk mereka tidak boleh lagi masuk ke Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto menginginkan pemerintah mengeluarkan kebijakan memboikot produk Israel dan mengajak warga tidak menggunakan berbagai produk Israel.
"Kita meminta pemerintah memboikot produk-produk Israel. Produk mereka tidak boleh lagi masuk ke Indonesia," kata Yandri Susanto dalam rilis di Jakarta, Minggu.
Yandri juga menegaskan agar pemerintah tidak perlu membuka hubungan diplomatik dan pembicaraan-pembicaraan regional dengan negara Zionis tersebut.
Ia mengemukakan, Israel harus dijadikan musuh bersama oleh seluruh negara di dunia karena apa yang telah dilakukan negara tersebut kepada Palestina sangat tidak mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan.
“Tidak ada kompromi dengan Israel sampai kapan pun. Kita minta Pemerintah Republik Indonesia tidak membuka hubungan diplomatik dengan Israel,” ujar Yandri.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo dengan tegas meminta agar agresi Israel ke Palestina segera dihentikan karena hingga kini telah menimbulkan ratusan korban jiwa, termasuk perempuan dan anak-anak.
Sebagaimana diwartakan, demonstran yang berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS), di Jakarta, Selasa (18/5), mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk memboikot produk-produk buatan AS dan Israel demi membela perjuangan rakyat Palestina di Gaza dan Tepi Barat.
Menurut mereka, boikot terhadap produk buatan dua negara itu harus dilakukan, karena AS diyakini mendukung serangan militer Israel terhadap rakyat Palestina.
“Sesungguhnya Israel tidak punya kekuatan apa-apa. Dia merasa kuat dan besar karena kekuatan Zionis didukung oleh Amerika Serikat. Kekuatan politik AS, suka tidak suka, didukung oleh kekuatan ekonominya. Maka, kalau kita ingin melawan Zionis Israel, AS tidak ada cara lain kita harus boikot kekuatan ekonominya,” kata Wakil Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Amin Ngabalin.
Indonesia dan Israel masih memiliki hubungan dagang, meskipun keduanya tidak punya hubungan diplomatik resmi.
Data Badan Pusat Statistik mencatat pada Kuartal I-2021, Indonesia telah mengimpor 144 ton barang dari Israel senilai 1.785.870 dolar AS. Barang-barang yang diimpor Indonesia dari Israel, di antaranya bagian/komponen senjata; komponen mesin; alat-alat elektronik; hasil perkebunan seperti kopi, kurma; alat-alat terkait listrik, komponen baterai, dan mesin untuk produksi rokok.
Sedangkan, pada periode yang sama, Indonesia telah mengekspor lebih dari 11.000 ton barang ke Israel yang nilainya mencapai 30.986.779 dolar AS.
Boikot, divestasi, dan sanksi (BDS) merupakan gerakan yang telah dikampanyekan oleh jaringan masyarakat sipil Palestina ke komunitas internasional sejak 2005.
Gerakan itu diyakini dapat jadi salah satu cara memberi tekanan terhadap Israel yang melakukan pendudukan dan meluncurkan serangan militer terhadap rakyat Palestina.
"Kita meminta pemerintah memboikot produk-produk Israel. Produk mereka tidak boleh lagi masuk ke Indonesia," kata Yandri Susanto dalam rilis di Jakarta, Minggu.
Yandri juga menegaskan agar pemerintah tidak perlu membuka hubungan diplomatik dan pembicaraan-pembicaraan regional dengan negara Zionis tersebut.
Ia mengemukakan, Israel harus dijadikan musuh bersama oleh seluruh negara di dunia karena apa yang telah dilakukan negara tersebut kepada Palestina sangat tidak mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan.
“Tidak ada kompromi dengan Israel sampai kapan pun. Kita minta Pemerintah Republik Indonesia tidak membuka hubungan diplomatik dengan Israel,” ujar Yandri.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo dengan tegas meminta agar agresi Israel ke Palestina segera dihentikan karena hingga kini telah menimbulkan ratusan korban jiwa, termasuk perempuan dan anak-anak.
Sebagaimana diwartakan, demonstran yang berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS), di Jakarta, Selasa (18/5), mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk memboikot produk-produk buatan AS dan Israel demi membela perjuangan rakyat Palestina di Gaza dan Tepi Barat.
Menurut mereka, boikot terhadap produk buatan dua negara itu harus dilakukan, karena AS diyakini mendukung serangan militer Israel terhadap rakyat Palestina.
“Sesungguhnya Israel tidak punya kekuatan apa-apa. Dia merasa kuat dan besar karena kekuatan Zionis didukung oleh Amerika Serikat. Kekuatan politik AS, suka tidak suka, didukung oleh kekuatan ekonominya. Maka, kalau kita ingin melawan Zionis Israel, AS tidak ada cara lain kita harus boikot kekuatan ekonominya,” kata Wakil Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Amin Ngabalin.
Indonesia dan Israel masih memiliki hubungan dagang, meskipun keduanya tidak punya hubungan diplomatik resmi.
Data Badan Pusat Statistik mencatat pada Kuartal I-2021, Indonesia telah mengimpor 144 ton barang dari Israel senilai 1.785.870 dolar AS. Barang-barang yang diimpor Indonesia dari Israel, di antaranya bagian/komponen senjata; komponen mesin; alat-alat elektronik; hasil perkebunan seperti kopi, kurma; alat-alat terkait listrik, komponen baterai, dan mesin untuk produksi rokok.
Sedangkan, pada periode yang sama, Indonesia telah mengekspor lebih dari 11.000 ton barang ke Israel yang nilainya mencapai 30.986.779 dolar AS.
Boikot, divestasi, dan sanksi (BDS) merupakan gerakan yang telah dikampanyekan oleh jaringan masyarakat sipil Palestina ke komunitas internasional sejak 2005.
Gerakan itu diyakini dapat jadi salah satu cara memberi tekanan terhadap Israel yang melakukan pendudukan dan meluncurkan serangan militer terhadap rakyat Palestina.