"Setelah beberapa waktu akhirnya kesempatan ini datang juga karena memang potensi starup digital di Sulteng ini cukup besar," kata Kepala Dinas Komunikasi, Informasi, Statistik dan Persandian (Kominfo) Sulteng, Novalina saat membuka Road Show gerakan 1.000 starup secara online di Palu, Kamis.
Oleh karena itu, kata Novalina, generasi muda yang saat ini lebih dominan menggunakan internet harus mampu menjadi pelaku utama untuk berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi daerah melalui program Kominfo itu.
Ia menyebutkan Sulteng saat ini memiliki beberapa starup digital, akan tetapi jumlah itu dinilainya masih terbatas untuk memberikan dampak yang besar karena masih bergerak secara mandiri, dan belum seluruhnya diisi oleh generasi muda.
Menurut dia, Sulteng masih memerlukan berbagai hal yang dapat menjadi pemicu pertumbuhan starup digital dari generasi muda yang ada di masa kini.
"Kami harapkan melalui program Kominfo ini dapat menjadi pemicu makin banyak anak muda tertarik untuk mulai membangun starup, sebab potensi konsumen starup di Sulawesi sudah cukup tinggi. Hanya karena di sini belum ada produknya maka kebanyakan masyarakat kita membelinya dari luar kota," jelasnya.
Sementara Chief Executive Officer (CEO) Bincang Psikologi, salah satu starup kesehatan mental berbasis di Sulteng, Reza Malik Akbar mengungkapkan hal penting yang harus dijaga founder muda yakni konsistensi dan motivasi menjalankan usaha.
"Karena tantangan founder muda akan diperhadapkan dengan rasa jenuh dari hasil usaha yang masih bernilai kecil, makanya sangat penting untuk menjaga konsistensi dan semangat dalam menjalankan usaha," ungkap Reza.
"Karena tantangan founder muda akan diperhadapkan dengan rasa jenuh dari hasil usaha yang masih bernilai kecil, makanya sangat penting untuk menjaga konsistensi dan semangat dalam menjalankan usaha," ungkap Reza.
Ia menyampaikan hal yang sama dihadapinya kala dirinya mendirikan bincang psikologi pada tahun 2020.
Namun, hal itu mampu teratasi dengan beroperasinya bincang psikologi di 44 kota di seluruh Indonesia.
Namun, hal itu mampu teratasi dengan beroperasinya bincang psikologi di 44 kota di seluruh Indonesia.
Salah satu motivasi yang dimiliki Reza, adalah tingginya angka orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) selama masa pandemi COVID-vid19.
"Isu gangguan mental pada masa pandemi itu semakin tidak terelakan, makanya saya membentuk tim dan mendirikan bincang psikologi dan hasilnya Alhamdulillah seperti sekarang ini," ujarnya.
"Isu gangguan mental pada masa pandemi itu semakin tidak terelakan, makanya saya membentuk tim dan mendirikan bincang psikologi dan hasilnya Alhamdulillah seperti sekarang ini," ujarnya.
Sementara Direktur Pemberdayaan Informatika Kominfo RI, Bonifasius Wahyu Pudjianto mengemukakan program itu telah mampu menghasilkan 1.400 ribu starup di seluruh Indonesia.
"ini adalah era anak muda untuk menggali potensi daerah secara digital maka harus dimanfaatkan sebaik mungkin melalui program gerakan 1.000 starup ini," ungkapnya.
Menurut dia, kehadiran Kementerian Kominfo melalui gerakan 1.000 starup bukan hanya sebagai regulator, melainkan sebagai fasilitator untuk memberikan wadah bagi generasi muda untuk memulai usahanya masing-masing.
Oleh karena itu, pasca road show ini diharapkan kemunculan founders yang dapat menjadi echnopreneur dalam memberikan solusi, dan usaha bisnis di masyarakat serta dapat bersaing dengan daerah lain dalam menciptakan bisnis digital.
Dengan demikian maka diperlukan kolaborasi yang baik dari seluruh ekosistem pentahelix yang ada di daerah, baik pemerintah daerah, pelaku industri kreatif maupun akademisi untuk bergotong royong dalam memfasilitasi inovasi dari para perintis startup di Sulteng.