Impaksi gigi teratasi berkat program Jaminan Kesehatan Nasional

id JKN, dokter, layanan JKN, kesehatan, BPJS kesehatan, palu, sulteng

Impaksi gigi teratasi berkat program Jaminan Kesehatan Nasional

Rizky Apriandi yang berprofesi sebagai dokter sekaligus peserta JKN. ANTARA/HO-BPJS Kesehatan Cabang Palu

Palu (ANTARA) -
Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelolah oleh BPJS Kesehatan memberikan manfaat yang luar biasa bagi peserta JKN. begitu juga yang kini tengah dirasakan oleh Rizky Apriandi (28). Dirinya mengaku telah merasakan manfaat yang dihadirkan Program JKN saat harus menjalani tindakan impaksi gigi.


 


Rizky merupakan seorang dokter yang saat ini bertugas di Puskesmas Kawatuna. Sekalipun sebagai tenaga medis, Rizky tetap mengandalkan Program JKN dikala sakit. Ia pun menceritakan pengalamannya saat memanfaatkan Program JKN.


 


“Awalnya saya terdaftar karena tanggungan orang tua sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS), setelah umur 25 tahun dan sudah bekerja saya terdaftar melalui kantor. Walaupun saya sebagai dokter, saya tetap harus memiliki jaminan kesehatan. Saya berharap untuk tidak pernah memanfaatkan dalam artian semoga selalu diberikan kesehatan karena saya memahami betul betapa pentingnya jaminan kesehatan ini. Saya juga ingin memberikan contoh positif kepada pasien dan orang-orang di sekitar saya, bahwa mengikuti program JKN adalah langkah bijak sebagai perlindungan kesehatan dimasa depan,” jelas Rizky, Selasa (19/9).


 


Namun, lima bulan yang lalu atau tepatnya di bulan April tahun 2023 dirinya harus menjalani pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat gigi yang terimpaksi.


 


“Gejala awalnya, saya merasakan nyeri pada salah satu gusi bagian belakang. Karena kegiatan saya yang lumayan padat, saya hanya meminum obat pereda nyeri. Beberapa hari kemudian, gusi saya membengkak hingga menimbulkan rasa sakit sampai di kepala. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter gigi di Puskesmas Kawatuna, ternyata saya mengalami impaksi,” ujarnya.


 


Impaksi gigi adalah kondisi di mana gigi tidak dapat tumbuh dengan benar atau sepenuhnya menembus gusi. Ini sering terjadi ketika ruang yang tersedia untuk pertumbuhan gigi terbatas, sehingga gigi terimpit atau terhambat dalam pertumbuhannya. 


 


Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti nyeri, pembengkakan, kesulitan dalam mengunyah makanan, dan masalah lainnya, yang mungkin memerlukan perawatan medis atau pencabutan gigi yang terkena impaksi.


 


“Dari tahap pemeriksaan awal di puskesmas, rontgen posisi gigi, proses pembedahan di rumah sakit hingga perawatan pasca bedah, semuanya dijamin oleh BPJS Kesehatan, tidak ada tambahan biaya sedikitpun,” kata Rizky.


 


Awalnya ia mengira akan ada tindakan yang tidak dijamin oleh program JKN karena berbagai tahapan pemeriksaan yang sudah dilaluinya, salah satunya adalah Odontektomi atau prosedur bedah yang dilakukan untuk mengangkat gigi yang terimpaksi atau tidak tumbuh dengan benar di dalam rahang, namun sampai akhir ia tidak pernah mendapatkan tagihan apapun.


 


“Saya sempat bertanya kepada perawat di rumah sakit dan mereka menyampaikan tidak ada tagihan karena dijamin sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan. Jika selama ini saya bertindak sebagai mitra BPJS Kesehatan yang memberikan pelayanan kepada peserta JKN, namun kali ini saya benar-benar merasakan bagaimana dilayani sebagai pasien JKN. Saya turut senang saat mendapatkan pelayanan yang baik, ramah dan dijamin penuh oleh Program JKN,” ungkapnya.


 


Rizky mengakui keberadaan Program JKN sangat membantu masyarakat, tidak ada batasan pelayanan yang diberikan, selama sesuai indikasi medis dan sesuai ketentuan, semua akan dijamin oleh Program JKN.


 


“Sebagai tenaga medis saya turut mendukung keberlangsungan program ini serta berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Banyak pasien yang bergantung pada Program JKN ini karena manfaatnya sangat luar bisa, saya sudah merasakan langsung. Semoga Program JKN semakin baik, dapat menciptakan inovasi-inovasi yang dapat memberikan kemudahan layanan kepada masyarakat," katanya.