"Pertemuan kali ini untuk membahas pemantapan target kegiatan pompanisasi dan optimalisasi lahan, dan diskusi untuk menjaring feedback terkait pelaksanaan program," kata Kepala Balai Besar Standar Instrumen (BBSI) Veteriner BSIP Sulteng Ferry Fahrudin Munier, saat rapat koordinasi pompanisasi mendukung penambahan areal tanam di Buol, Senin.
Dia mengemukakan salah satu untuk mengoptimalkan itu adalah dengan mempercepat realisasi penambahan areal tanam.
"Realisasi tanam Kabupaten Buol baik PAT maupun padi gogo masih pada posisi rendah, sehingga diperlukan upaya untuk mempercepat realisasi penambahan areal tanam," ucapnya.
Kata dia, realisasi tanam dapat meningkat jika adanya peran seluruh pihak baik masyarakat maupun pemerintah daerah.
"Peran aktif penyuluh di tingkat kecamatan sangat untuk peningkatan realisasi tanam itu dan tetap membangun sinergitas dengan Babinsa selaku mitra kerja di lapangan, " ujarnya.
Dia berharap sinergi pemerintah daerah dengan pihak TNI dapat menjadi upaya percepatan tanam padi di kabupaten itu.
"Diharapkan dengan sinergi dan kerjasama yang baik antar semua pihak dapat saling mendukung dalam upaya percepatan tanam baik PAT maupun padi gogo," tutur dia.
Menurutnya, hingga saat ini masih cukup tingginya permintaan masyarakat terhadap komoditas padi.
"Tingginya permintaan masyarakat terhadap komoditas padi harus diantisipasi dengan menggenjot produksi dengan mengoptimalkan sumber daya dan dukungan sarana dan prasarana," kata dia.
Sebelumnya lahan persawahan di Desa Ngune Kecamatan Lakea Kabupaten Buol selama lima tahun terakhir tidak ditanami tanaman akibat rusaknya jaringan daerah irigasi Lakea.
"Luas lahan tidak teraliri air sebanyak 46 hektare lahan persawahan di Desa Ngune," tuturnya.