Kelompok makanan sumbang deflasi di Sulawesi Tengah

id BPS Sulteng,Simon Sapary,Deflasi,Inflasi,Pertumbuhan Ekonomi

Kelompok makanan sumbang deflasi di Sulawesi Tengah

Tangkapan layar Kepala BPS Sulteng Simon Sapary dalam pemaparan secara daring di Palu, Kamis (1/8/2024) (ANTARA/Fauzi Lamboka)

Palu (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tengah mencatat kelompok makanan, minuman dan tembakau menjadi penyumbang utama deflasi atau penurunan harga pada Juli 2024 di provinsi itu.

"Pada Juli 2024, terjadi deflasi sebesar 0,22 persen," kata Kepala BPS Sulteng Simon Sapary dalam pemaparan secara daring di Palu, Kamis.

Dia menjelaskan kelompok itu menyumbang deflasi sebesar 0,40 persen. Deflasi selanjutnya disumbang kelompok transportasi sebesar 0,02 persen.

Simon menjelaskan Inflasi tahun ke tahun sebesar 2,45 persen atau inflasi Juli 2024 terhadap Juli 2023. Sementara, inflasi tahun kalender pada Juli 2024 dibandingkan Desember 2023 sebesar 1,15 persen. Pemerintah Provinsi Sulteng menetapkan inflasi tahun 2024 sebesar 2,5 plus minus 1 persen.

Perhitungan inflasi di Sulteng dilakukan empat daerah yakni Kota Palu dengan deflasi 0,11 persen, Kota Luwuk inflasi sebesar 0,39 persen, Kabupaten Morowali dengan deflasi 0,44 persen dan Kabupaten Tolitoli deflasi 0,92 persen.

Komoditas penyumbang utama deflasi antara lain tomat, ikan cakalang, bawang merah, ikan selar, ikan kembung, cabai merah, dan telur ayam ras.

Deflasi di Kota Palu sebesar 0,11 persen disumbang tiga komoditas utama yakni ikan selar, cabai merah dan cabai rawit. Inflasi di Kota Luwuk, Kabupaten Banggai sebesar 0,39 persen disumbang komoditas ikan selar, ikan malalugis dan kontrakan rumah.

Selanjutnya, deflasi 0,92 persen di Kabupaten Tolitoli disumbang tiga komoditas yakni cabai rawit, bawang merah dan tomat. Sementara deflasi 0,44 persen di Kabupaten Morowali disumbang tiga komoditas ikan cakalang, ikan kembung dan tomat.