Komandan Iran: Serangan roket bukan untuk bunuh pasukan Amerika

id hajizadeh,krisis as-iran,mark milley

Komandan Iran: Serangan roket bukan untuk bunuh pasukan Amerika

Poster komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis dan komandan militer Iran Qassem Soleimani tergantung di pintu ladang minyak West Qurna-1, yang dioperasikan oleh ExxonMobil, di Basra, Irak, Kamis (9/1/2020). ANTARA FOTO/REUTERS/Essam al-Sudani/wsj/cfo

Teheran (ANTARA) - Komandan Pasukan Udara Iran Amir Ali Hajizadeh mengatakan niat atau maksud serangan roket ke pangkalan militer Amerika Serikat di Irak bukan untuk membunuh pasukan di sana tapi untuk merusak mesin militer Amerika.

Mengutip televisi negara Iran, Reuters juga melaporkan bahwa Hajizadeh juga mengatakan bahwa balas dendam yang setimpal atas pembunuhan komandan militer tertinggi Iran, Qassem Soleimani, adalah mengusir pasukan AS dari wilayah (Irak).

Sebelumnya Jenderal Angkatan Darat AS Mark Milley yang juga Kepala Staf Gabungan mengatakan serangan roket Iran pada Rabu bertujuan membunuh personel AS serta menciptakan kerusakan besar di pangkalan udara al-Asad

Baca juga: Konflik Iran-AS akan meluas ke wilayah siber
Baca juga: Film "Wag the Dog" dan preseden berbahaya ciptaan Donald Trump
Baca juga: Indonesia berharap ketegangan yang terjadi di Iran segera mereda


"Saya yakin berdasarkan apa yang saya lihat dan ketahui, serangan itu bertujuan menghancurkan kendaraan, peralatan, pesawat dan menewaskan pasukan. Itu penilaian pribadi saya," katanya.

"Namun data analisisnya berada di tangan analis intelijen profesional. Jadi mereka melihat itu," tambahnya.

Milley mengapresiasi para komandan militer di lapangan yang telah mengambil langkah tepat untuk melindungi pasukan AS.

Sementara itu Presiden AS Donald Trump mengatakan tidak ada warga AS yang terluka akibat serangan roket Iran itu.

"Tidak ada warga Amerika yang cedera dalam serangan Rabu malam oleh rezim Iran. Tak ada korban di pihak kita, " kata Trump dalam pidato di Gedung Putih yang mengisyaratkan keinginannya untuk meredakan krisis dan konflik dengan Iran.

Sumber:Reuters