Pedagang telur di Palu jualan online saat pandemi COVID-19

id Penjual, telor, online

Pedagang telur di Palu  jualan online saat pandemi COVID-19

Nasrudin baju merah (kanan) penjual telur ayam di Palu, saat mengantar telur ayam yang telah dibeli oleh custamernya melalui media digital, Sabtu (9/5/2020).(ANTARA/Sulapto Sali).

Palu (ANTARA) - Sebagian pedagang telur ayam di Kota Palu, Sulawesi Tengah, manfaatkan media online untuk memasarkan produknya di saat  pandemi virus COVID-19  (corona) untuk berjualan.

"Saya sebelumnya melakukan penjualan telur kelompok dengan metode kampas/berkeliling, bisa menjual telur sekitar 250 – 500 rak per hari," kata Nasrudin, salah satu penjual telur ayam, di Palu, Minggu.

Ia mengatakan berjualan dengan metode itu bisa membantu pihaknya mendapatkan penerimaan tunai setiap hari, sehingga dapat digunakan untuk membiayai pembelian peternak ayam seperti pakan.

Selain itu juga mendapatkan harga yang lebih baik bila dibandingkan dengan melakukan penjualan di kandang yang selisih harga Rp1.000 sampai Rp2.000 per raknya.

Peternak ayam di Pengawu Tatanga Palu ini saat masa pandemi virus corona ini penjualan telur berkurang sampai 60 persen,

Dia bercerita dirinya dan kelompok hanya mampu menjual 100 sampai 200 rak per hari, yang biasanya sebelum ada pandemi virus corona bisa menjual sampai 500 rak perhari.

Ketua Divisi Penjualan telur kelompok peternakan Saudara Unggas ini katakan, pihaknya mengalami kerugian karena telur yang dihasilkan setiap hari tidak dapat terjual, sementara biaya produksi terus meningkat.

Untungnya, kata Anas sapaan pedagang telur ayam ini, pihaknya mendapat dampingan dari Wahana Visi Indonesia, sehingga beradaptasi dengan kondisi pandemi COVID-19 dan melakukan pemasaran menggunakan media digital.

"Alhamdulilah, Sabtu (9/5/2020) kemaren, kami bisa mejual dan distribusi telur kepada BRI dan rumah tangga di Kota Palu kurang lebih 500 rak," katanya.

"Distribusi hanya dibutuhkan setengah hari karena komunikasi sudah dilakukan lewat media digital sebelumnya. Banyak manfaat dari dampingan WVI, bisa tahu beternak yang baik dan berjualan," ujarnya.

Sementara Manager Eggciting Project, Wahana Visi Indonesia, Sidik Landobasana, mengatakan dalam kondisi pandemi yang membatasi ruang gerak dan interaksi masyarakat, metode promosi dan penjualan lewat media digital bisa menjadi solusi untuk mempertahankan keberlangsungan usaha mereka.

Ia mengatakan Wahana Visi Indonesia melalui program Eggciting Indonesia telah memberikan perhatian besar terhadap keberlangsungan usaha sektor peternakan ayam petelur dengan memberikan pendampingan untuk meningkatkan produksi telur di wilayah Palu dan Sigi.

Disebutnya pendampingan itu dilakukan melalui kemitraan dengan pemerintah, Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Kota Palu, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sigi, Universitas Tadulako, swasta dan Asosiasi Pengusaha Perunggasan, kelompok Peternak.

Ia mengatakan Wahana Visi Indonesia mendukung upaya pemasaran yang telah dilakukan kelompok dengan memanfaatkan media digital yaitu WhatsApp dan Instagram sehingga peternak bisa melakukan deal sebelum kontak dengan calon pembeli.

"Komunikasi tanpa kontak langsung melalui media digital ini akan meminimalisir penularan COVID-19 sekaligus mendukung program pemerintah memutus mata rantai penyebaran virus corona," katanya.