Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins, menyebut kerjasama negaranya dengan Indonesia dalam penanganan COVID-19 tidak hanya mempererat hubungan antar pemerintah, namun juga mendekatkan masyarakat dari kedua negara.
“Kita akan bekerja (menghadapi COVID-19) bersama, dan ini bukan hanya soal hubungan pemerintah, ini juga menyatukan seluruh masyarakat Inggris dan Indonesia,” kata Dubes Jenkins dalam konferensi pers yang digelar secara virtual bertajuk ‘Towards a COVID-19 Vaccine’ yang digelar dari Jakarta, Jumat.
Menurut dia, berbagai program yang telah dilakukan termasuk beberapa langkah Inggris untuk membantu Indonesia dalam menghadapi pandemi, seperti bekerjasama dengan organisasi lokal untuk menerjemahkan pesan-pesan kesehatan publik ke bahasa lokal, seperti Bahasa Sunda dan bahasa lainnya yang akan menyusul, yang kemudian dicetak dalam bentuk selebaran dan didistribusikan ke area-area tertentu dan juga secara daring.
“Kami juga bekerjasama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional untuk memperagakan dampak COVID-19 terhadap jalur pembangunan rendah karbon, yang tertera dalam rencana lima tahunan Indonesia, dan beberapa program adaptasi lainnya sedang dalam proses,” lanjutnya.
Selain kerjasama yang melibatkan pemerintah secara langsung, sejumlah perusahaan asal Inggris juga telah mendonasikan berbagai kebutuhan medis, pendidikan, hingga kebutuhan pangan bagi mereka yang membutuhkan.
Menurut Dubes Jenkins, hal tersebut mempererat hubungan antar masyarakat dari kedua negara yang saling bahu membahu dalam menghadapi krisis akibat pandemi COVID-19.
“Kita bekerja keras dan kita bekerja bersama-sama,” ujarnya.
Sementara itu, kerjasama antar kedua negara juga dilakukan di bidang riset,terutama dalam upaya pengembangan vaksin untuk virus corona.
Ketua Konsorsium Riset Inovasi COVID-19 Indonesia, Ali Ghufron Mukti, menyebut kerjasama yang telah terjalin salah satunya yakni dengan lembaga pendidikan Inggris seperti Universitas Nottingham dan Universitas Coventry.
“Untuk Nottingham University, ada minimum dua kerjasama, kaitannya dengan COVID-19,” kata Ali Ghufron yang telah berpartisipasi dalam webinar kolaboratif Indonesia dan Universitas Nottingham terkait COVID-19 pada 18 Mei lalu.
Sementara itu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerjasama dengan universitas yang sama untuk memformulasikan parameter untuk melakukan pengurutan genom virus dari SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
“Kami senang bisa bekerjasama dengan peneliti Inggris. Banyak universitas Inggris yang (telah menjalin) kerjasama, apalagi berhubungan dengan COVID-19,” kata dia.
Adapun Peneliti Senior Eijkman Institute, yang juga merupakan peneliti Newton Fund Inggris, Tedjo Sasmono berharap agar riset vaksin di masa depan dapat terjalin lebih erat lagi.
“Kami membutuhkan dukungan dari teman-teman di Inggris, akademisi, untuk transfer of technology. Kami menyambut baik kolaborasi,” kata Tedjo.