Makassar (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada enam tokoh dalam rangkaian peringatan Hari Pahlawan tahun 2020, seorang di antaranya adalah Rektor Universitas Hasanuddin periode 1960-1965, Arnold Mononutu.
Penganugrahan gelar Pahlawan Nasional tersebut mendapat apresiasi dari Rekrot Unhas Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu di Makassar, Selasa.
Dia menyatakan rasa bangga dan bahagia atas penganugerahan ini, karena sosok Arnold Mononutu telah membentuk pondasi kuat bagi Unhas.
“Om No adalah tokoh nasionalis, yang memiliki spirit kebangsaan yang kuat. Pada saat beliau menjabat sebagai Rektor, beliau mewariskan sistem pendidikan berbasis nasionalisme yang mengakar. Karakter sebagai kampus yang menjaga spirit negara kesatuan telah ada sejak awal berdirinya Unhas, itu salah satu jejak Om No,” kata Dwia.
Arnold Manonutu yang lahir di Manado pada 4 Desember 1896 itu wafat di Jakarta pada 5 September 1983. Sesaat setelah menjabat Rektor Unhas pada 1960. Ia juga memperoleh anugerah Bintang Mahaputra.
Upacara penganugerahan berlangsung di Istana Negara, Jakarta, Selasa.
Dilansir dari website Sekretariat Kabinet, penganugerahan diberikan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 117/TK Tahun 2020 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, yang ditandatangani Presiden tanggal 6 November 2020.
Dalam Keputusan Presiden tersebut disebutkan bahwa penganugerahan gelar Pahlawan Nasional ini sebagai penghargaan dan penghormatan yang tinggi atas jasa-jasa yang luar biasa, yang semasa hidupnya pernah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata, atau perjuangan politik atau dalam bidang lain untuk mencapai, merebut, dan mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Salah satu di antara tokoh yang memperoleh gelar Pahlawan Nasional tahun ini adalah Arnold Mononutu, yang merupakan Rektor Universitas Hasanuddin pada periode 1960-1965.
Sebelum menjabat sebagai Rektor Unhas ke-3, Arnold Mononutu (yang bernama lengkap Arnoldus Isaac Zacharias Mononutu) merupakan Menteri Penerangan pada era Presiden Sukarno.
Arnold Mononutu menjabat pada tiga kabinet yakni Kabinet Republik Indonesia Serikat (1949-1950), Kabinet Sukiman Suwirjo (1951-1952), dan Kabinet Wilopo (1952-1953). Ia juga merupakan Duta Besar Republik Indonesia yang pertama untuk China.
Arnold Mononutu memiliki kontribusi yang luar biasa pada masa pergerakan kemerdekaan Indonesia. Ia tercatat bergerak bersama Mohammad Hatta dan kawan-kawan melalui Perhimpunan Indonesia di Eropa.
Pada 1960, Arnold Mononutu menjadi Rektor Universitas Hasanuddin. Ketika menjabat sebagai Rektor, Arnold Mononutu berperan dalam pembukaan beberapa fakultas di Unhas, yaitu Fakultas Teknik, Fakultas Sastra, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Pertanian, Fakultas Peternakan, dan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Presiden Jokowi anugerahkan Pahlawan Nasional untuk Rektor Unhas 1960-1965
Om No adalah tokoh nasionalis, yang memiliki spirit kebangsaan yang kuat. Pada saat beliau menjabat sebagai Rektor, beliau mewariskan sistem pendidikan berbasis nasionalisme yang mengakar. Karakter sebagai kampus yang menjaga spirit negara kesatuan t