Bupati nyatakan perempuan Buol harus bebas dari semua bentuk kekerasan

id Bupati Buol,perempuan buol,pemkab buol,hari ibu nasional

Bupati nyatakan perempuan Buol  harus bebas dari semua bentuk kekerasan

Bupati Buol Amirudin Rauf (ANTARA/HO-Iqbal)

Buol, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Bupati Buol, Sulawesi Tengah, Amirudin Rauf menyatakan perempuan di kabupaten yang dipimpinnya harus bebas dari segala bentuk kekerasan, baik fisik maupun non-fisik.

"Perempuan tidak boleh mendapat perlakuan kekerasan fisik maupun non-fisik. Kita harus menyadari betapa pentingnya peran perempuan dalam kehidupan ini," ucap Amirudin Rauf di Buol, Rabu.

Bupati menyebut bahwa perempuan, apalagi ibu berperan penting dalam pembangunan manusia. Dimana, perempuan rela meluangkan waktu dan tenaga untuk mendidik anak-anak hingga tubuh dewasa dan berumah tangga.

"Kali ini di momentum peringatan hari ibu nasional ke-92 tahun, kita harus semakin menyadari betapa penting peran Ibu dalam membangun peradaban manusia. Darinyalah masa depan anak bangsa ini bangun," ungkap Amirudin.

Ia menyebut bahwa pembangunan kualitas dan keterampilan perempuan menjadi salah stau fokus pembangunan daerah dalam bidang pembangunan manusia, termasuk disertai dengan pemberian gizi yang memadai untuk perempuan.

Pemberian asupan gizi, sebut dia, penting dilakukan, karena tidak sekedar untuk memenuhi kebutuhan manusia dan kebutuhan hak asasi manusia, melainkan demi kesehatan.

"Jika perempuan hamil, perempuan melahirkan dan perempuan menyusui diberikan haknya dengan baik dan benar, disertai dengan asupan gizi, maka insya Allah akan lahir generasi muda yang sehat dan berkualitas," ungkap dia.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mendorong perbaikan nasib kaum perempuan, sebagai gerbang awal pendidikan bagi generasi masa depan.

"Kesejahteraan adalah hal utama. Jika kita mampu mensejahterakan perempuan dan lingkup keluarganya, secara otomatis kita dapat menjaga substansi hari ibu. Di sisi yang lain, mensejahterakan kaum perempuan adalah juga menjamin masa depan bagi generasi yang akan datang," sebutnya.

Karena itu, katanya, salah satu program Pemkab Buol dalam hal upaya akhiri kekerasan berbasis gender atau kekerasan terhadap perempuan, yakni dilakukan dengan skema pemenuhan hak perempuan.

"Di sini juga tentu harus ada kesadaran dan peran laki-laki untuk mendukung pemenuhan hak-hak perempuan," ujarnya.

Berdasarkan data dalam Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni-PPA) DP3A Provinsi Sulteng jumlah kasus kekerasan berbasis gender di Kabupaten Buol mencapai 49 kasus pada bulan Oktober 2020.