Gubernur: Sulteng daerah potensial tujuan investasi
Palu (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Longki Djanggola mengemukakan Sulteng merupakan satu provinsi di Indonesia yang sangat potensial untuk menjadi tujuan investasi, seiring banyaknya potensi SDA yang dimiliki daerah ini.
"Iya, ini butuh dukungan semua pihak utamanya pemerintah daerah di tingkat kabupaten/kota di Sulteng, serta pemerintah pusat untuk mewujudkan iklim investasi yang kondusif," ucap Longki Djanggola dalam kegiatan Central Sulawesi Investment yang dibuka secara resmi oleh Menteri Investasi Bahlil Lahadalia secara virtual.
Kegiatan itu dilaksanakan dalam rangka perayaan HUT Provinsi Sulteng ke 57 tahun, yang bertemakan "57 tahun Sulawesi Tengah membangun, dengan kawasan industri untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat".
Dengan potensi SDA yang dimiliki, kata Gubernur, harus menjadi peluang bagi daerah tingkat kabupaten/kota untuk menghadirkan investor untuk berinvestasi, demi percepatan pembangunan ekonomi daerah dan masyarakat.
"Potensi yang ada di kabupaten dan kota di Sulteng harus menjadi daya tarik minat para calon investor, untuk berinvestasi," sebutnya.
Gubernur berharap pemerintah pusat di Jakarta khususnya Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal agar menjadikan Sulteng sebagai satu daerah di Indonesia sebagai tujuan investasi.
Gubernur juga berharap kepada investor yang berinvestasi di Provinsi Sulawesi Tengah agar memanfaatkan pelayanan Bank Sulteng yang ada di Jakarta, sebagai sarana transaksi penunjang kegiatan berinvestasi.
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dalam sambutannya sebelum membuka kegiatan tersebut mengemukakan bahwa Sulteng menjadi satu provinsi di Indonesia yang turut menyumbang pertumbuhan ekonomi nasional.
Bahlil menerangkan pada Tahun 2020 Sulteng diberikan target capaian investasi sebesar Rp25 triliun. Sulteng mampu memberikan realisasi lebih dari target sebesar Rp30 triliun.
Karena itu, Bahlil mengajak para bupati/wali kota Se-Sulteng untuk memberikan kemudahan perizinan di daerah bagi para pengusaha, agar iklim investasi semakin meningkat.
"Menahan ijin seorang pengusaha/investor, sama dengan menahan pertumbuhan ekonomi, sebab pertumbuhan ekonomi itu akan dilakukan ketika ada transaksi," katanya.
Bahlil percaya ke depan pertumbuhan ekonomi di Sulteng semakin membaik, ia mengimbau dan mengajak calon investor untuk membuka usahanya di Sulawesi Tengah.
"Teman-teman investor monggo, Sulawesi Tengah adalah surga kecil yang jatuh di bumi yang belum terurai dengan baik," kata Bahlil.
"Iya, ini butuh dukungan semua pihak utamanya pemerintah daerah di tingkat kabupaten/kota di Sulteng, serta pemerintah pusat untuk mewujudkan iklim investasi yang kondusif," ucap Longki Djanggola dalam kegiatan Central Sulawesi Investment yang dibuka secara resmi oleh Menteri Investasi Bahlil Lahadalia secara virtual.
Kegiatan itu dilaksanakan dalam rangka perayaan HUT Provinsi Sulteng ke 57 tahun, yang bertemakan "57 tahun Sulawesi Tengah membangun, dengan kawasan industri untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat".
Dengan potensi SDA yang dimiliki, kata Gubernur, harus menjadi peluang bagi daerah tingkat kabupaten/kota untuk menghadirkan investor untuk berinvestasi, demi percepatan pembangunan ekonomi daerah dan masyarakat.
"Potensi yang ada di kabupaten dan kota di Sulteng harus menjadi daya tarik minat para calon investor, untuk berinvestasi," sebutnya.
Gubernur berharap pemerintah pusat di Jakarta khususnya Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal agar menjadikan Sulteng sebagai satu daerah di Indonesia sebagai tujuan investasi.
Gubernur juga berharap kepada investor yang berinvestasi di Provinsi Sulawesi Tengah agar memanfaatkan pelayanan Bank Sulteng yang ada di Jakarta, sebagai sarana transaksi penunjang kegiatan berinvestasi.
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia dalam sambutannya sebelum membuka kegiatan tersebut mengemukakan bahwa Sulteng menjadi satu provinsi di Indonesia yang turut menyumbang pertumbuhan ekonomi nasional.
Bahlil menerangkan pada Tahun 2020 Sulteng diberikan target capaian investasi sebesar Rp25 triliun. Sulteng mampu memberikan realisasi lebih dari target sebesar Rp30 triliun.
Karena itu, Bahlil mengajak para bupati/wali kota Se-Sulteng untuk memberikan kemudahan perizinan di daerah bagi para pengusaha, agar iklim investasi semakin meningkat.
"Menahan ijin seorang pengusaha/investor, sama dengan menahan pertumbuhan ekonomi, sebab pertumbuhan ekonomi itu akan dilakukan ketika ada transaksi," katanya.
Bahlil percaya ke depan pertumbuhan ekonomi di Sulteng semakin membaik, ia mengimbau dan mengajak calon investor untuk membuka usahanya di Sulawesi Tengah.
"Teman-teman investor monggo, Sulawesi Tengah adalah surga kecil yang jatuh di bumi yang belum terurai dengan baik," kata Bahlil.