Kemenkominfo: Pembangunan 300 menara BTS di Sulteng rampung 2022

id Bts, 4g, telekomunikasi, Kominfo, Hariadi,Fiberhome Technologies, sulteng,Internet

Kemenkominfo:  Pembangunan 300 menara BTS di Sulteng rampung 2022

Salah satu menara Base Transceiver Station (BTS) berbasis 4G dibangun Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam rangka percepatan layanan jarang telekomunikasi di Kabupaten Parigi Moutong yang mulai dioperasikan. ANTARA/Moh Ridwan

Parigi, Sulteng (ANTARA) -
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengupayakan pembangunan 300 menara Base Transceiver Station (BTS) berbasis 4G di Provinsi Sulawesi Tengah dapat rampung pada tahun 2022 ini.
 
"300 menara BTS ini dibangun di 13 daerah di Sulteng dalam rangka menghapus ketimpangan dan ketertinggalan akses internet daerah-daerah mengalami blank spot, kata Hariadi, perwakilan PT Fiberhome Technologies Indonesia selaku pihak penyedia pembangunan infrastruktur BTS 4G, di Parigi, Rabu.
 
Ia menjelaskan, telekomunikasi saat ini sudah menjadi kebutuhan publik, sehingga perlu dilakukan langkah-langkah akselerasi di daerah 3T, sebagai mana sebagaimana mandat diberikan Kementerian Kominfo kepada pihaknya dalam rangka perluasan jaringan telekomunikasi agar masyarakat semakin mudah mengakses informasi secara digital.
 
Oleh karena itu, pembangunan menara BTS diprioritaskan menyasar daerah-daerah yang masih mengalami bleng spot, baik daerah pegunungan maupun kepulauan.
 
"Perencanaan pembangunan infrastruktur dasar dan infrastruktur pendukung dimulai sejak 2021 hingga 2022 diupayakan menara BTS bisa beroperasi sebagai mana diharapkan pemerintah," ujar Hariadi.
Hariadi, perwakilan PT Fiberhome Technologies Indonesia selaku pihak penyedia pembangunan infrastruktur BTS 4G di Sulteng. ANTARA/Moh Ridwan
Secara teknis, katanya, metode pengukuran pancaran sinyal dapat menggunakan sistem Microwave dan VISAT. Dimana sistem Microwave dapat mengirim gelombang sinyal sejauh 5kilometer, sedangkan VISAT dapat menjangkau 2,5 kilometer.
 
"Mekanisme jaringan internet menggunakan fiber optik atau teknologi transmisi sinyal kabel, dan cara kerjanya kurang lebih sama seperti menara telekomunikasi lainnya. Dalam urusan teknis seperti ini kami juga bekerja sama dengan Telkom Infra salah satu subholding PT Telkom Indonesia," ucap Hariadi.
 
Pada proses pembangunan infrastruktur utama dan infrastruktur pendukung, lanjutnya, sejumlah menara BTS dalam jaringan 4G telah dioperasikan, salah satunya di Parigi Moutong telah terbangun 37 menara BTS dari 50 menara ditargetkan dan kini tinggal memasuki tahap instalasi perangkat dan pointing.
 
Bentuk kerja sama Pemerintah Daerah (Pemda) dan kementerian terkait, sistem digunakan yakni pinjam pakai, yang mana lahan dan perizinan disiapkan Pemda sedangkan pengerjaan infrastruktur dan perangkat di sediakan Pemerintah Pusat.
 
"Sistem pinjam pakai berlaku selama lima tahun, dan dapat diperpanjang jika Pemda setempat masih membutuhkan layanan tersebut," kata Hariadi.