Dinkes Parimo: Edukasi konsumsi air bersih penting cegah stunting

id Stunting, air bersih, kekerdilan, dinkesparimo, Rusmini, pemkabparimo, Sulteng

Dinkes Parimo:  Edukasi konsumsi air bersih penting cegah stunting

Ilustrasi - Seorang warga mengambil air bersih di sumur bor bantuan Kementerian ESDM di Sulawesi Tengah. ANTARA/Mohamad Hamzah

Parigi, Sulteng (ANTARA) -
Dinas Kesehatan Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah mengatakan edukasi mengonsumsi air bersih kepada warga sangat penting sebagai salah satu upaya pencegahan kekerdilan atau stunting yang cukup efektif.
 
"Mengonsumsi air yang tidak layak konsumsi tentu sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh, karena air kotor tempat di mana bakteri berkembang biak, sehingga disarankan selalu mengonsumsi air bersih," kata Pejabat Fungsional Pengelola Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Parigi Moutong Rusmini di Parigi, Jumat.
 
Ia menjelaskan, 65 persen kasus kekerdilan pada balita dan anak dipengaruhi oleh air yang dikonsumsi setiap hari. Air yang tidak higienis atau tidak melalui proses pemurnian khusus sangat rentan terhadap tumbuh kembang anak.
 
Salah satu contoh bila mengonsumsi air kotor dapat memicu diare dan cacingan. Anak yang sulit mendapat akses air bisa mengalami diare berulang kali.
 
"Dalam kondisi ini, cairan atau nutrisi penting seperti zinc banyak terbuang. Di saat zinc dalam tubuh berkurang, maka usus sulit diregenerasi sehingga hal ini dapat memicu syuting, termasuk anak yang mengalami cacingan pada kasus mengonsumsi air kotor dalam jangka waktu panjang," tutur Rusmini.
 
Oleh karena itu, langkah dilakukan pihaknya dalam mengantisipasi serta bentuk pencegahan yakni memasifkan edukasi lewat promosi kesehatan kepada warga, khususnya mereka yang bermukim di wilayah-wilayah minim ketersediaan air.
 
Di samping itu, penanganan stunting juga dilakukan secara simultan oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), pemangku kepentingan dan pihak swasta lainnya, sehingga bentuk penanganan terlaksana secara serentak sebagai mana yang telah disusun dalam aksi konvergensi.
 
Selain ketersediaan air layak konsumsi, katanya, ketersediaan sanitasi juga bagian dari hal yang tidak dapat dipisahkan dari upaya mencegah secara teknis, sebab dampak sanitasi yang buruk sangat rentan terhadap tumbuh kembang anak dan erat kaitannya dengan kondisi lingkungan.
 
"Artinya, lingkungan yang bersih menggambarkan bahwa warga di lingkungan itu sadar pentingnya pola hidup bersih dan sehat (PHBS), begitu pun sebaliknya. Di sini lah peran Dinkes memberikan pemahaman kepada warga, bahwa hal sederhana bila dilaksanakan sesuai ketentuan sangat besar manfaatnya," ujar Rusmini.
 
Ia menambahkan, pihaknya juga sejauh ini fokus melakukan pengawasan terhadap pengelolaan depot air minum isi ulang, sebab usaha-usaha seperti ini juga rentan bila proses pengolahan tidak sesuai standar kesehatan.
"Mengingat air minum isi ulang konsumsi masyarakat, maka secara berkala dilakukan uji sampel untuk mengecek kadar kehigienisan produk supaya aman dikonsumsi," ujarnya.