Jakarta (ANTARA) - Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono menyatakan bahwa seluruh jajarannya siap untuk mendukung dan membantu memadamkan api akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
"Untuk karhutla, kemarin juga sudah dibahas dalam rapat terbatas tentang peran TNI di dalam membantu pemerintah, membantu BNPB untuk pemadaman karhutla," kata Yudo saat ditemui di Mabes TNI, Jakarta, Jumat.
Dengan kondisi El Nino saat ini, kata dia, membuat karhutla menjadi perhatian serius di sejumlah wilayah, khususnya di Kalimantan, Jambi, dan Riau.
Selain menerjunkan sejumlah personel, Yudo mengatakan bahwa TNI juga siap membantu penanganan karhutla melalui penggunaan pesawat untuk melaksanakan teknologi modifikasi cuaca (TMC).
"Tentunya ini sudah kami usahakan, mungkin 2 bulan yang lalu. Jadi, berbagai macam cara kami gunakan untuk memadamkan karhutla yang sekarang sedang berlangsung disertai dengan cuaca panas seperti ini," ujar Yudo.
Yudo mengatakan bahwa pihaknya juga telah menginstruksikan jajarannya hingga ke daerah-daerah dalam penanganan karhutla ini.
"Kami sudah sampaikan kepada pangdam, danrem, dandim, pangkoopsud, pangkalan TNI AL, dan pangkalan TNI AU, semuanya harus membantu bersama-sama untuk itu," katanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan El Nino atau fenomena pemanasan suhu muka laut (SML) di atas kondisi normal yang terjadi di Samudra Pasifik bagian tengah masih akan terus bertahan hingga tahun depan.
"Puncak dampak El Nino terjadi pada bulan September. Namun, tadi kami juga menganalisis dari data satelit terkini, terlihat Oktober ini tampaknya intensitas El Nino belum turun. Fenomena El Nino ini diprediksi masih akan terus bertahan hingga tahun depan," ungkap Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, Selasa (3/10).
Sementara itu, hingga Selasa (3/10) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah melaksanakan 244 kali modifikasi cuaca dengan menyebar total 341.580 kg garam.
Sejak 2 bulan terakhir, BNPB melakukan TMC secara terus-menerus di wilayah Riau, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat, Jambi, DKI Jakarta, Kalimantan Selatan, dan Sumatera Selatan.