Belasan ribu peserta ikuti tari Jepin meriahkan hari jadi Pontianak

id tari Jeping, Pontianak, Kalbar

Belasan ribu peserta ikuti tari Jepin meriahkan hari jadi Pontianak

Kegiatan tari Jepin massal dalam rangka meriahkan hari jadi ke-252 Kota Pontianak. ANTARA/Prokopim PTK

Pontianak (ANTARA) - Sebanyak 12 ribu peserta dari berbagai unsur mulai pejabat provinsi, kota, toko pemuda, perguruan tinggi, swasta, komoditas dan lainnya berpartisipasi atau mengikuti Tari Melayu Jepin massal di Kawasan Taman Alun-Alun Kapuas dalam rangka meriahkan hari jadi ke-252 Kota Pontianak.

"Seluruh warga dan para tamu undangan yang mengikuti puncak hari jadi Kota Pontianak berbaur untuk menari Jepin massal dengan memakai baju kurung dan teluk belanga di kelompoknya masing-masing," ujar Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono di Pontinak, Senin.

 

Ia menjelaskan tari Jepin massal yang melambangkan kekompakan seluruh masyarakat dalam membangun Pontianak sejalan dengan tema hari jadi tahun ini yakni Pontianak bersinar harmonis dan tangguh.

"Pemkot Pontianak terus berkomitmen untuk menjadikan kota yang nyaman bagi warganya. Kota Pontianak juga merupakan kota dengan penduduk yang harmonis. Kota yang terdiri dari berbagai etnis menjadi kekuatan dan modal yang besar saling bersinergi dan berkontribusi aktif dalam melaksanakan pembangunan," ucap dia.

Sementara itu, Nani salah seorang peserta tari Jepin dari kelompok Rumah Sakit Yarsi Pontianak mengaku senang bisa ikut memeriahkan hari jadi Kota Pontianak dengan tari Jepin massal.

"Kami selalu mengikuti tari Jepin massal tiap tahunnya karena sebagai bentuk kecintaan terhadap budaya Melayu," kata dia.

Dalam Jepin massal dilakukan tiga kali dan dalam kesempatan itu kostum paling menarik diberikan hadiah.

"Panas dan terik matahari tidak memudarkan semangat kami untuk menari Jepin bersama ribuan masyarakat lainnya," tegasnya.

Tari Jepin yang berasal dari Kota Pontianak sebagai ragam budaya warisan leluhur oleh museum provinsi Kalbar. Untuk tari Jepin massal pernah mencatatkan rekor teramai di Museum Rekor Dunia Indonesia 2019.