Jakarta (ANTARA) - Ketua Rembuk Indonesia Arifuddin Hamid menyatakan Presiden Joko Widodo telah menunjukkan sikap negarawan saat mengundang tiga bakal calon presiden (capres) makan siang bersama di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/10).
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa, Arifuddin menjelaskan undangan itu merupakan sikap negarawan Jokowi di tengah berbagai rumor dan tudingan dinasti politik.
Bahkan, lanjutnya, pertemuan itu menjadi penting untuk menegaskan netralitas presiden di tahun politik.
"Semua pihak berharap Pemilu 2024 berjalan dengan aman dan damai," katanya.
Rembuk Indonesia merupakan bagian dari masyarakat sipil yang berkomitmen untuk Indonesia. Apalagi, sebagai anak muda yang punya mandat sejarah untuk kontribusi kebangsaan.
"Bonus demografi haruslah jadi berkah untuk menyongsong Indonesia Emas 2045. Hal ini tentunya dengan menjaga stabilitas, kesinambungan, dan perbaikan simultan," jelasnya.
Dia berharap apa yang sudah baik dapat dilanjutkan, sedangkan yang masih kurang dilengkapi dan diperbaiki.
Fungsionaris DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) itu menyatakan demokrasi dan pembangunan adalah dua hal yang berkaitan, sehingga keduanya harus berjalan beriringan.
Demokrasi kuat terlihat pada pelaksanaan pemilu yang lancar, sementara pembangunan baik dicirikan oleh pertumbuhan secara inklusif dan merata.
Esensi dari pertemuan presiden dan capres tersebut adalah bentuk komitmen bersama menjaga derap langkah bangsa ke depan.
"Apa yang telah dimulai harus dilanjutkan, bahkan dilembagakan. Guyub politik oleh Presiden Jokowi ini menandaskan bahwa beliau punya komitmen yang kuat pada demokrasi dan pembangunan. Ini penting untuk menjaga basis kepercayaan rakyat bahwa Presiden Jokowi adalah milik semua," kata Arifuddin.