Disbud Sulteng upaya lestarikan alat musik tradisional Kakula

id Disbud Sulteng ,Pemprov Sulteng ,Pelatihan Seni musik tradisional ,Sulteng ,Alat musik tradisional Kakula

Disbud Sulteng upaya lestarikan alat musik tradisional Kakula

Peserta pelatihan dari lembaga seni masyarakat se-Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala mengikuti pelatihan alat musik tradisional Kakula di Aula Museum Kebudayaan Disbud Sulteng di Palu, Kamis (7/12/2023). (ANTARA/HO-Syahrul)

Palu (ANTARA) - Dinas Kebudayaan (Disbud) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) berupaya melestarikan alat musik khas Sulawesi Tengah yakni Kakula melalui pelatihan seni musik tradisional Kakula.
 


"Pelatihan ini untuk melestarikan alat musik tradisional kakula, yang mana merupakan kearifan lokal daerah dan warisan leluhur kita," kata Kepala Bidang Pembinaan Tenaga dan Lembaga Budaya Dinas Kebudayaan Provinsi Sulawesi Tengah Masitha Masuara di Palu, Kamis.


 


Ia mengatakan Kakula merupakan musik tradisional warisan para leluhur, sehingga perlu dilestarikan agar tidak hilang digilas kemajuan musik kekinian.


 


Kakula merupakan alat musik yang terdiri dari tujuh buah gong kecil yang ditempatkan berderet-deret, terbuat dari besi dan atau kuningan yang dimainkan dengan cara dipukul.


 


Masitha mengatakan pelatihan seni musik tersebut menjadi salah satu upaya dalam regenerasi pemain alat musik tradisional Kakula, yang mana saat ini semakin berkurang di Sulawesi Tengah.


 


Pelatihan tersebut diikuti 40 peserta kalangan pemuda dari lembaga seni masyarakat se-Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala. Ada dua jenis permainan musik yang dilatih, yakni Kakula Nuada yang berfokus sebagai ritual budaya, dan Kakula kreasi baru untuk mengiringi sebuah lagu.


 


"Alat musik Kakula adalah salah satu warisan budaya yang harus diwariskan kepada generasi mendatang dan tentunya harapan kami, bisa dimainkan secara piawai oleh generasi muda," kata Mashita.


 


Selain pelatihan tersebut, Mashita mengatakan ke depannya pihaknya akan mengadakan pelatihan ragam budaya lainnya, yakni pelatihan untuk penutur budaya seperti nyanyi-nyanyian bahasa daerah suku Kaili.


 


Menurut dia, pihaknya berkomitmen untuk terus melestarikan kebudayaan dan tradisi warisan leluhur di Provinsi Sulawesi Tengah.


 


Sementara itu, salah satu peserta, Hadrian Putra Hidayat (21) mengatakan berpartisipasi mengikuti pelatihan karena khawatir akan pemain alat musik Kakula yang mulai berkurang saat ini.


 


"Saya khawatir dan takut permainan alat musik tradisional ini akan berhenti karena kurangnya penerus yang mengetahui bagaimana cara bermain Kakula, sehingga saya mengikuti pelatihan agar bisa mengajak atau turut mengajar teman-teman yang lainnya nanti," kata Hadrian.