Pemkab Sigi data kerusakan lahan sawah akibat banjir bandang di Dolo Selatan
Sigi, Sulawesi Tengah (ANTARA) - Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, mendata kerusakan lahan persawahan dan perkebunan akibat banjir bandang di Desa Sambo dan Balongga Kecamatan Dolo Selatan.
"Kami masih mendata dan mevalidasi kerusakan untuk subsektor tanaman pangan dan perkebunan serta tingkat kerusakannya," kata Kepala Dinas (Kadis) TPHP Sigi Rahmad Iqbal di Sigi, Sulteng, Sabtu.
Dia mengemukakan nantinya laporan pendataan itu akan langsung diteruskan ke pemerintah provinsi untuk menentukan bantuan yang tepat untuk para petani di wilayah itu.
"Hasil pengumpulan data itu akan dilaporkan untuk ditindaklanjuti ke provinsi terkait bantuan yg bisa di-support," ucapnya.
Menurut Iqbal, Pemerintah Kabupaten Sigi masih mempelajari bantuan apa yang diberikan kepada para petani terdampak banjir itu.
"Kita tentu untuk pascabanjir belum langsung memberikan bantuan karena jangan sampai bantuan bibit yang diberikan tidak sesuai dan ternyata lahannya rusak parah dan sebagainya," ujar Kadis TPHP Sigi.
Iqbal menambahkan kerugian petani di Sambo dan Balongga tidak besar karena sebelumnya sudah memasuki masa panen pada akhir Maret 2024.
"Berdasarkan data, masa panen di Sigi sudah selesai di akhir Maret, sehingga untuk kerugian bisa diminimalisir," katanya.
Dia juga menuturkan pemerintah akan terus mendukung kegiatan para petani di Sambo dan Balongga termasuk perbaikan lahan persawahan dan perkebunan jika mengalami kerusakan parah.
"Bantuan ke depan bukan hanya bibit, tapi ada juga alat, sehingga para petani dapat mengolah lahan mereka pascabanjir, " sebutnya.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sigi, total luas lahan persawahan dan perkebunan terdampak banjir di Desa Sambo dan Balongga seluas 85 hektare.
Untuk luas lahan persawahan dan perkebunan di Balongga terdampak banjir sebesar 35 hektare dan areal sawah di Sambo seluas 50 hektare.
"Kami masih mendata dan mevalidasi kerusakan untuk subsektor tanaman pangan dan perkebunan serta tingkat kerusakannya," kata Kepala Dinas (Kadis) TPHP Sigi Rahmad Iqbal di Sigi, Sulteng, Sabtu.
Dia mengemukakan nantinya laporan pendataan itu akan langsung diteruskan ke pemerintah provinsi untuk menentukan bantuan yang tepat untuk para petani di wilayah itu.
"Hasil pengumpulan data itu akan dilaporkan untuk ditindaklanjuti ke provinsi terkait bantuan yg bisa di-support," ucapnya.
Menurut Iqbal, Pemerintah Kabupaten Sigi masih mempelajari bantuan apa yang diberikan kepada para petani terdampak banjir itu.
"Kita tentu untuk pascabanjir belum langsung memberikan bantuan karena jangan sampai bantuan bibit yang diberikan tidak sesuai dan ternyata lahannya rusak parah dan sebagainya," ujar Kadis TPHP Sigi.
Iqbal menambahkan kerugian petani di Sambo dan Balongga tidak besar karena sebelumnya sudah memasuki masa panen pada akhir Maret 2024.
"Berdasarkan data, masa panen di Sigi sudah selesai di akhir Maret, sehingga untuk kerugian bisa diminimalisir," katanya.
Dia juga menuturkan pemerintah akan terus mendukung kegiatan para petani di Sambo dan Balongga termasuk perbaikan lahan persawahan dan perkebunan jika mengalami kerusakan parah.
"Bantuan ke depan bukan hanya bibit, tapi ada juga alat, sehingga para petani dapat mengolah lahan mereka pascabanjir, " sebutnya.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sigi, total luas lahan persawahan dan perkebunan terdampak banjir di Desa Sambo dan Balongga seluas 85 hektare.
Untuk luas lahan persawahan dan perkebunan di Balongga terdampak banjir sebesar 35 hektare dan areal sawah di Sambo seluas 50 hektare.