Pemprov Sulteng terus tingkatkan literasi digital pelajar di Kota Palu

id Pemprov Sulteng ,Sosialisasi literasi digital ,Tingkatkan literasi digital pelajar ,Kota Palu ,Sulteng

Pemprov Sulteng terus tingkatkan literasi digital pelajar di Kota Palu

Kepala Diskominfo Santik Sudaryano R. Lamangkona memberikan edukasi literasi digital kepada pelajar di Kota Palu, Rabu (10/7/2024). (ANTARA/HO-Humas Pemprov Sulteng)

Palu (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah (Sulteng) meningkatkan literasi digital para pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Palu agar bijak dan cerdas dalam menggunakan media sosial.
 


"Literasi digital merupakan pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet, dan lain sebagainya," kata Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (Diskominfosantik) Sulteng Sudaryano R Lamangkona pada kegiatan sosialisasi literasi digital di SMAN 7 Palu, di Kota Palu, Rabu.

 

Ia mengatakan digitalisasi sangat berpengaruh pada kehidupan masyarakat, termasuk mengubah sikap dan perilaku seseorang.

 

Oleh karena itu, kata dia, sosialisasi ini untuk memberikan edukasi tentang dunia digital dan bermedia sosial yang cerdas, beretika, dan bijak, untuk remaja.

 

Menurut dia, digitalisasi mampu mengubah cara bersikap, berpikir, dan berperilaku seseorang, dalam kehidupan sehari-hari, dimana hal ini bisa menjadi hal positif atau negatif tergantung dari setiap individu.

 

Ia menerangkan rata-rata durasi per bulan yang digunakan pengguna untuk media sosial pada berbagai platform yakni Youtube 31,4 jam/ bulan, WhatsApp (WA) 26,4 jam/bulan, Facebook 15,2 jam/bulan, Instagram 16 jam/bulan, dan Tiktok sebanyak 23,1 jam/ bulan.

 

"Oleh karena itu dampak digitalisasi saat ini mempercepat proses pertukaran informasi dan komunikasi, serta memberikan akses lebih luas terhadap pengetahuan dan sumber daya melalui internet," ujarnya.

 

Untuk itu Sudaryano mengimbau agar masyarakat, khususnya pada remaja, dapat menggunakan media sosial dengan cerdas dan bijak, terutama menghindari konten-konten tidak bermanfaat.

 

"Agar menghindari konten tidak senonoh, perundungan, mengintimidasi, menggunakan kata-kata kasar, membagikan foto korban kecelakaan atau meninggal dunia, sampai pada perbuatan judi yang dilarang oleh negara bahkan agama," ujarnya.

 

Ia mengatakan, era digitalisasi saat ini juga telah merujuk pada proses mengubah informasi dari bentuk analog menjadi format digital, salah satu contohnya adalah perpustakaan digital.

 

Pada kesempatan itu juga Sudaryano memutarkan audio lagu berjudul Legenda Tawaeli yang dibuat menggunakan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI).

 

"Hal ini menunjukkan bahwa transformasi digital begitu berkembang saat ini dan masyarakat, khususnya para generasi muda, harus bisa beradaptasi dan menggunakan teknologi dengan bijak," ujarnya.