Sekretaris Daerah Kabupaten Buol Dadang di Leok II, Selasa, mengatakan pemerintah daerah memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) sebagai survei nasional yang berfungsi untuk memetakan kondisi gizi anak di daerah itu.
Pemetaan kondisi gizi anak hindari stunting penting
Buol (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buol, Sulawesi Tengah (Sulteng) menyampaikan pentingnya dukungan semua pihak untuk memetakan kondisi gizi anak, sehingga terhindar dari stunting.
Sekretaris Daerah Kabupaten Buol Dadang di Leok II, Selasa, mengatakan pemerintah daerah memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) sebagai survei nasional yang berfungsi untuk memetakan kondisi gizi anak di daerah itu.
Sekretaris Daerah Kabupaten Buol Dadang di Leok II, Selasa, mengatakan pemerintah daerah memberikan dukungan penuh terhadap kegiatan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) sebagai survei nasional yang berfungsi untuk memetakan kondisi gizi anak di daerah itu.
"Tentunya survei ini memiliki peranan penting dalam penyusunan kebijakan pencegahan dan penanganan stunting, sehingga dapat meningkatkan kesehatan masyarakat Kabupaten Buol," kata Dadang.
Ia mengemukakan survei itu harus dilakukan analisis berdasarkan usia untuk memperoleh gambaran yang lebih akurat tentang status gizi anak di Kabupaten Buol.
"Jadi, Dinas Kesehatan Buol akan bekerja sama dengan pemerintah kecamatan dan desa dalam menyiapkan pendampingan bagi tim survei untuk menjangkau 62 blok sampel yang tersebar di seluruh wilayah Buol," ucapnya.
Ia mengatakan survei tersebut merupakan salah satu upaya penting dan menjadi krusial, karena banyak wilayah di Buol yang belum memiliki sistem penomoran rumah atau alamat yang jelas.
"Nantinya tim enumerator yang terdiri atas delapan orang dipimpin oleh Dea Aprilia dari Kementerian Kesehatan dan BKKBN melaksanakan survei di 620 rumah tangga terpilih," sebutnya.
Dadang menjelaskan tim tersebut setiap hari bertugas mengunjungi sepuluh rumah tangga di tiap blok sensus yang telah ditentukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). "Untuk menjamin akurasi data, tim akan melakukan kalibrasi rutin pada alat pengukur tinggi dan berat badan," ujarnya.
Ia berharap ke depan hasil survei itu dapat menjadi dasar untuk menurunkan angka stunting di bawah target nasional sebesar 14 persen pada tahun 2024.
"Harapannya data yang dihasilkan dapat mendukung intervensi kesehatan yang lebih tepat sasaran, sehingga dapat mengurangi prevalensi stunting dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Kabupaten Buol," tuturnya.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Buol, prevalensi stunting pada 2022 sebesar 32,7 persen, naik 4,1 persen dibandingkan dengan 2021 sebesar 28,6 persen. Pada 2023, mengalami penurunan menjadi 30 persen dari tahun 2022 sebesar 32,7 persen.
Prevalensi stunting Sulawesi Tengah setiap tahun terus mengalami penurunan. Pada 2023 mencapai 27,2 persen dan tahun 2022 sebesar 28,2 persen.