Yogyakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mengatakan, pihaknya tengah menyiapkan program literasi digital dapat ditingkatkan level-nya untuk membahas pengenalan lebih mendalam terkait deep technology atau inovasi teknologi tinggi seperti Artificial Intelligence (AI).
Peningkatan kurikulum program literasi digital tersebut diperlukan karena saat ini deep technology seperti AI sudah berkembang dengan pesat dan adopsinya masif di berbagai sektor, sehingga masyarakat harus benar-benar memahami teknologi tersebut sebelum digunakan meluas.
"Kita berkomitmen untuk memberikan peningkatan kualitas dari program literasi digital ini, antara lain mengenalkan pada masyarakat tentang deep tech seperti artificial intelligence, baik dimensi etisnya, juga bagaimana mengenal artificial intelligence ini dari sudut teknikal dalam artian mengerti bagaimana cara kerja sebuah kecerdasan buatan," kata Nezar di Yogyakarta, Selasa (10/12).
Sebenarnya pengenalan mengenai AI sebagai inovasi teknologi digital sudah sempat disinggung di antara empat pilar literasi digital yang digaungkan Kemkomdigi yaitu digital skills, digital ethics, digital culture, dan digital safety.
Namun pembahasan mengenai AI di empat pilar itu belum mengupas secara mendalam mengenai teknologi tersebut, Nezar menyebutkan bahwa dalam kurikulum yang baru tersebut akan ada pembahasan yang lebih mendalam mengenai cara menggunakan sampai aspek positif maupun aspek negatif AI.
Dengan demikian, nantinya pemanfaatan AI di Indonesia setelah masyarakat menerima kurikulum baru literasi digit tersebut bisa lebih efektif dan memberikan manfaat yang optimal bagi penggunanya.
Nezar lebih lanjut mengatakan peningkatan level kurikulum mengenai AI untuk literasi digital masyarakat itu nantinya akan ditindaklanjuti oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemkomdigi dan diproses di 2025 sebagai salah satu program prioritas dari Kemkomdigi.
"Kita akan matangkan ini dengan BPSDM di Komdigi, dan juga nanti ada direktur jenderal yang baru, Dirjen Ekosistem Digital. Kita coba bersinergi untuk program literasi digital, terutama yang tadi itu deep tech itu, artificial intelligence dan dimensi etiknya," ujar Nezar.