Institut Mosintuwu Luncurkan Aransemen Enam Lagu Poso

id Lagu,Mosintiwu,Poso

Institut Mosintuwu Luncurkan Aransemen Enam Lagu Poso

Prosesi aransemen lagu daerah Poso di ruangan Dodoha Mosintuwu, Tentena, Rabu (14/2), yang dimainkan tiga grup band yakni Sintuwu Akustik, Watumpoga’a Band dan STT Ue Puro Band. (Fery Timparosa)

"Ini merupakan salah satu contoh bagaimana kebudayaan itu dapat dipertahankan,"
Poso (Antaranews Sulteng) - Yayasan Institut Mosintuwu Poso, meluncurkan enam album musik daerah Poso yang diaransemen kembali, di ruangan Dodoha Mosintuwu, Tentena, Rabu (14/2).  

Peluncuran enam lagu daerah itu, dimainkan tiga grup band yakni Sintuwu Akustik, Watumpoga’a Band dan STT Ue Puro Band dan diproduseri oleh Institut Mosintuwu yakni Inanco, Waya Masapi, Matiandano, Yondo Pamona, Lipu Mpeari dan Isua Tempo.

Lagu-lagu ini diaransemen ulang oleh para musisi muda ini kemudian direkam di studio rekaman di Kota Palu.

Koordinator program pemuda Institut Mosintuwu, Yeny Tarau mengatakan, peluncuran album Tanah Poso itu, merupakan bagian dari upaya untuk memberikan ruang kepada anak-anak muda di Poso untuk berkreatifitas mengembangkan diri mereka.

Yeny katakan, kehadiran grup band dengan album mereka bisa menginspirasi anak-anak muda lainnya untuk melahirkan karya-karya yang memberi manfaat bagi orang banyak.

"Peluncuran ini dapat menginspirasi anak muda dalam berkarya, dan juga dapat mencegah dari bahaya narkoba," ujarnya.

Sementara itu Budayawan Poso, Yustinus Hokey yang hadir dalam acara itu mengatakan, upaya membangun generasi muda yang lebih baik dan terbuka memerlukan ruang untuk mengekspresikan diri.

Yustinus mengatakan, pendekatan lewat seni kepada anak-anak muda seperti yang dilakukan Mosintuwu, merupakan salah satu contoh diplomasi bagaimana kebudayaan untuk dipertahankan sekaligus mengajak mereka untuk berbuat positif tanpa menggurui.

"Ini merupakan salah satu contoh bagaimana kebudayaan itu dapat dipertahankan," ujar Yustinus.

Dalam album yang berisi lagu-lagu tentang kekayaan alam Poso ini, Lagu Waya Masapi bercerita tentang cara orang Poso menangkap Sidat di mulut Danau Poso.

Adapun Watumpoga’a, menyanyikan lagu Matia Ndano dan Yondo Pamona (Jembatan Pamona) salah satu bangunan ikonik di kota wisata Tentena. Jembatan yang dibangun menggunakan kayu sejak awal tahun 1930-an ini membentang lebih dari 200 meter di atas permukaan Danau Poso.

Menurut Institut Monsintuwu, kompilasi ini bermula ketika Sintuwu Akustik, STT Ue Puro dan Watumpogaa Band, pada tahun lalu mengikuti Festival Hasil Bumi di Tentena. Setelah festival inilah kemudian lagu-lagu yang mereka buat dalam konsep album yang direkam secara profesional di studio Pataba di Kota Palu.