Palu (ANTARA) - Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo agar pembangunan jalan tol dari Desa Tambu, Kabupaten Donggala ke Kasimbar, Kabupaten Parigi Moutong, masuk dalam program strategis Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019-2024.
"Jalan tol ini sangat strategis untuk mendukung akses transportasi dari dan ke kawasan timur Indonesia setelah pemindahan ibu kota RI ke Kalimantan Timur," kata Kepala Bappeda Sulawesi Tengah Hasanuddin Atjo di Palu, Kamis.
Dalam surat kepada Presiden Joko Widodo Nomor 601/421/Bappeda tertanggal 2 September 2019 tentang pembangunan infrastruktur dan peningkatan kualitas SDM mendukung pemindahan ibu kota dan pembangunan kembali Sulteng pascagempa, gubernur mengusulkan lima program strategis lainnya setelah pembangunan jalan tol Tambu-Kasimbar.
Kelima program itu adalah pertama; peningkatan status jalan provinsi Tambu-Kasimbar menjadi jalan nasional, kedua: pembangunan pelabuhan feri di Tambu dan Kasimbar, ketiga; memasukan Daerah Aliran Sungai (DAS) Palu dan DAS Poso sebagai DAS yang dipulihkan karena bencana banjir di dua sungai tersebut semakin sering terjadi.
Keempat; revitalisasi pendidikan vokasi sesuai Inpres No.9 Tahun 2016 yang difokuskan pada bidang potensi maritim, pariwisata, teknologi rekayasa, agribisnis, agroteknologi, seni dan industri kreatif serta bidang energi dan pertambangan.
Sedangkan usul kelima adalah menjadikan Universitas Tadulako (Untad) Palu sebagai pusat studi kegempaan dan mitigasi bencana.
Baca juga: Opini - Tol Tambu-Kasimbar bisa mengurai 'kebuntutan' Papua
Baca juga: OPINI - Tol Tambu-Kasimbar dan baterai lithium, magnit baru investasi Sulawesi Tengah
Hasanuddin Atjo menjelaskan, pembangunan jalan tol Tambu-Kasimbar yang diintegrasikan dengan pembangunan pelabuhan feri di dua desa itu memiliki fungsi strategis untuk memperlancar dan efisiensi ongkos transportasi dari ibu kota baru NKRI ke kawasan timur Indonesia atau sebaliknya.
Kalau ini terealisasi, kata Atjo, maka angkutan barang dan jasa dari berbagai tempat di kawasan timur bisa masuk ke pelabuhan Kasimbar di Teluk Tomini, kemudian diangkut lewat jalan tol sekitar 25 kilometer ke Tambu di Selat Makassar untuk kemudian menuju Kalimantan Timur dengan kapal dari pelabuhan Tambu.
"Sudah pernah ada kajian bahwa rute angkutan ini akan lebih efisien hingga 40 persen dibanding mengikuti jalur tradisional yang memutar lewat selatan Sulawesi (Makassar) atau Bitung di utara Sulawesi baru ke Kalimantan Timur," ujarnya.
Ia juga menjelaskan bahwa pembangunan jalan tol Tambu-Kasimbar dan pelabuhan feri di dua lokasi tersebut sangat strategis untuk memicu pertumbuhan ekonomi di kawasan Sulawesi, utamanya Sulawesi Tengah, sehingga daerah ini akan lebih cepat kemajuannya pascabencana alam 28 September 2018.
Kepala Satuan Kerja II Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) IV Ibnu Kurniawan pada kesempatan terpisah mengatakan bahwa Kementerian PUPR sudah dua tahun ini menangani pemeliharaan jalan provinsi Tambu-Kasimbar karena menjadi alternatif utama pengganti jalur trans Sulawesi Tawaeli-Toboli bila terjadi hambatan lalulintas.
"Ruas Tawaeli-Toboli sejak beberapa tahun terakhir ini mendapat peningkatan sehingga arus lalulintas harus ditutup pada waktu-waktu tertentu untuk kelancaran pekerjaan. Saat penutupan ini, arus lalulintas dari arah utara ke Palu atau sebaliknya bisa melalui ruas Tambu-Kasimbar," ujarnya.
Baca juga: SDM unggul harus sesuai standar pasar kerja
Baca juga: Gubernur Sulteng usulkan pembangunan tol Tambu-Kasimbar dalam RPJMN 2020-2024