DSLNG tanam 500 bibit kemiri dalam habitat burung maleo

id DSLNG,MALEO,BANGGAI

DSLNG tanam 500 bibit kemiri dalam habitat burung maleo

Suasana penanaman pohon kemiri oleh DSLNG bersama BKSDA Sulteng di habitat maleo dalam kawasan Hutan Suaka Margasatwa Bakiriang, Kecamatan Batui Selatan, Kabupaten Banggai, Sulteng, Selasa (17/9).   (NTARA/HO-Humas DSLNG)

"Jadi kita tidak hanya peduli terhadap maleo di area konservasi ex situ saja, tapi juga pada habitatnya," kata pria yang akrab disapa Tommy ini.
Luwuk (ANTARA) - PT Donggi Senoro LNG terus berkomitmen melestarikan salah satu hewan endemik Sulawesi yakni maleo (macrocephalon maleo) melalui program tanggung jawab sosial kemasyarakatabn (CSR-Corporate Social Responsibility) dalam kawasan Hutan Suaka Margasatwa Bakiriang, Kecamatan Batui Selatan, Kabupaten Banggai, Sulteng.
 
Sejak program konservasi dijalankan pada 2012, DSLNG telah melepasliarkan 98 anakan maleo hasil konservasi dari telur-telur sitaan yang diserahkan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah. 

Telur-telur sitaan ini kemudian diinkubasi hingga menetas dan tumbuh di kandang-kandang yang tersedia di Maleo Center. Anakan Maleo yang berumur 2-3 bulan inilah yang kemudian dilepasliarkan ke habitat alaminya.

Untuk menjaga keseimbangan habitat maleo di Hutan Suaka Margasatwa Bakiriang, DSLNG kembali melaksanakan program penanaman bibit pohon kemiri, Selasa (17/9).
 
Baca juga: Enam Program CSR PT.DSLNG raih penghargaan ISDA
Baca juga: DSLNG fungsikan Bonua Ole-Ole di Bandara Luwuk


Sebanyak 500 bibit pohon kemiri ditanam tersebar di beberapa titik dalam hutan Bakiriang. Hal itu dilakukan untuk menyeimbangkan pertumbuhan maleo dengan kebutuhan pakan karena kemiri merupakan salah satu makanan utama burung maleo yang dilindungi itu. 

Corporate Communications DSLNG Thamrin Hanafi mengemukakan bahwa penanaman 500 bibit kemiri tersebut merupakan komitmen PT DSLNG berperan langsung dalam pemulihan ekosistem yang ada di kawasan Hutan Suaka Marga Satwa Bakiriang.

"Jadi kita tidak hanya peduli terhadap maleo di area konservasi ex situ saja, tapi juga pada habitatnya," kata pria yang akrab disapa Tommy ini.

Tommy mengatakan bahwa pihaknya bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah dalam program penanaman bibit pohon kemiri. 
Dengan begitu, penanaman kemiri yang dilakukan dengan pengawasan BKSDA diyakini dapat terus bertumbuh dan menjadi sumber makanan bagi satwa endemik maleo.

"Kami kerja sama hanya untuk memastikan bahwa keanegaragaman hayati di Bakiriang itu terjaga. Tidak hanya binatang tapi juga flora sebagai rumah maleo," ujarnya.

Baca juga: DSLNG donasikan Rp3 miliar untuk pemulihan pascabencana Pasigala
Baca juga: DSLNG berbagi pengalaman dalam pengembangan UMKM di Banggai

 
Suasana penanaman pohon kemiri oleh DSLNG bersama BKSDA Sulteng di habitat maleo dalam kawasan Hutan Suaka Margasatwa Bakiriang, Kecamatan Batui Selatan, Kabupaten Banggai, Sulteng, Selasa (17/9).   (NTARA/HO-Humas DSLNG)